SURATDOKTER.com - Kisah memilukan ini berawal dari sebuah tindakan kebaikan yang tak disangka akan berujung pada teror berkepanjangan.
Sepuluh tahun yang lalu korban (NR) di Surabaya dengan tulus memberi uang sebesar Rp5000,- kepada pelaku (AP) yang dijauhi di kelasnya saat SMP.
Kejadian ini berlangsung singkat, namun ternyata meninggalkan kesan mendalam pada AP.
Setelah kejadian itu, AP mulai mengirim pesan-pesan aneh dan foto-foto mesum dari berbagai akun di WhatsApp, Instagram, dan Twitter.
Pesan-pesan ini awalnya tampak seperti spam biasa, namun semakin lama semakin intens dan mengganggu. Dari ratusan akun yang berbeda, teror digital ini tak pernah berhenti.
NR yang menerima teror itu, akhirnya melaporkan kasus ini ke pihak berwenang. Setelah penyelidikan mendalam, terungkap bahwa pelaku adalah pria yang sama yang pernah ia bantu sepuluh tahun silam.
AP tersebut ternyata mengalami kondisi psikologis yang disebut erotomania, di mana ia meyakini bahwa wanita itu memiliki perasaan khusus terhadapnya, meskipun sebenarnya tidak demikian.
Apa itu Erotomania?
Erotomania adalah kondisi psikologis di mana seseorang secara delusional percaya bahwa orang lain, biasanya dengan status sosial lebih tinggi atau terkenal, jatuh cinta padanya.
Penderita erotomania sering kali berfantasi tentang hubungan romantis yang intens dan tidak realistis dengan objek delusinya, yang sering kali tidak memiliki dasar kenyataan sama sekali.
Penyebab Erotomania
Penyebab erotomania belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini. Beberapa di antaranya meliputi:
1. Gangguan Mental Lain: Erotomania sering kali berhubungan dengan gangguan mental lain seperti skizofrenia, gangguan bipolar, atau depresi.
2. Faktor Genetik: Ada bukti bahwa genetika dapat memainkan peran dalam predisposisi seseorang terhadap gangguan delusional termasuk erotomania.
3. Trauma Psikologis: Pengalaman traumatis di masa lalu dapat memicu perkembangan erotomania, terutama jika terkait dengan hubungan interpersonal.