Keempat indikator tersebut dikelompokkan menjadi sikap menilai (rasional) dan sikap memahami (irasional).
Sikap menilai disubtitusi oleh thinking dan feeling sedangkan sikap memahami diwakili oleh sensing dan intuition.
Kenapa Hasil Tes MBTI Tidak Konsisten?
Karena kepribadian manusia yang bersifat kompleks dan cenderung dinamis membuat tes ini banyak diragukan.
Dinilai sedikit rancu dengan mengelompokkan kepribadian manusia hanya dengan beberapa type personality saja.
Pengelompokan 16 karakter kepribadian yang didasarkan pada sisi ekstraversion dan introversi.
Yang dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, berperilaku, dan bertindak terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar seseorang dinilai terlalu homogen.
Para ahli psikologi menganggap bahwa hasil tes MBTI bersifat pseudosciences yaitu ilmu yang bersifat tidak valid dan cenderung menjabarkkan sesuatu tanpa kritik.
Dalam situasi dan suasana hati tertentu juga dapat mempengaurhi hasil tes MBTI seseorang dengan akurasi yang berbeda.
Sehingga, hasil MBTI dianggap tidak menggambarkan sesuatu secara mutlak atau utuh.
Baca Juga: Cara Mengetahui Tipe Kepribadian MBTI Seseorang yang Baru Dikenal
Untuk waktu jangka pendek tes MBTI mungkin dapat membantu seseorang untuk lebih mengenali diri sendiri.
Bahkan bisa membantu seseorang menggali potensi dalam dirinya yang selanjutnya dapat dikembangkan sesuai minat.
Banyak juga tes kepribadian semacam ini berguna dalam penempatan posisi di dunia kerja.
Namun, hasil tes MBTI tidak bisa menjadi patokan untuk waktu jangka panjang dan berkelanjutan.
Karena pola pikir, kepribadian, sifat, dan sikap manusia dapat berubah seiring waktu berjalan atau bertambahnya usia.