SURATDOKTER.com - Akhir-akhir ini kasus perselingkuhan marak terjadi. Beberapa dari kasus perselingkuhan tersebut bahkan sampai viral di sosial media. Pelakunya beragam, mulai dari orang biasa, dari kalangan pekerja profesional, sampai kalangan selebriti. Beberapa di antara pelaku selingkuh pun adalah sosok orangtua yang memiliki anak.
Bagaimana Perselingkuhan Orangtua Mempengaruhi Anak
Tidak peduli apakah anak sudah besar atau masih belum mengerti emosi, perselingkuhan orangtua mereka akan berpengaruh pada hidupnya. Dampaknya pun bisa dilihat saat masih kecil atau bahkan saat sang anak sudah besar nanti.
Menurut sumber, dalam sebuah survey tentang orangtua yang berselingkuh, 75% anak menyatakan jika mereka merasa dikhianati oleh orangtua yang berselingkuh. Lebih lanjut lagi, anak merasa kecewa karena selama ini mereka berpikir jika orangtua mereka adalah seseorang yang cintanya abadi pada keluarga.
Kepercayaan anak pun menjadi rusak, mereka memiliki kecenderungan untuk tidak percaya pada hubungan romantis. Menurut sumber, perselingkuhan orangtua bisa dikaitkan dengan perselingkuhan yang dilakukannya sang anak terhadap pasangannya.
Baca Juga: Dampak Psikologis dari Perselingkuhan di dalam Pernikahan
Dampak Perselingkuhan Orangtua Pada Anak
Anak yang mengetahui perselingkuhan orangtua mereka cenderung enggan mengatakan bagaimana perasaan mereka. Lebih parah lagi, anak akan membentuk skenario hidup “bagaimana jika pasanganku kelak berselingkuh juga”. Hal ini jelas menunjukkan jika perselingkuhan orangtua memberi dampak pada anak.
Dampak perselingkuhan orangtua pada anak biasanya berupa dampak psikologis. Anak dengan orangtua yang berselingkuh akan merasakan hal-hal berikut:
1. Kehilangan kepercayaan
Anak selalu tumbuh dengan percaya pada hubungan orangtuanya. Ketika orangtua berselingkuh, kepercayaan anak akan pecah. Anak pun tumbuh menjadi sosok yang tidak mudah percaya karena pengalaman orangtuanya yang berbohong. Beberapa anak juga tumbuh untuk takut pada penolakan dari orang terdekatnya dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.
2. Merasa malu
Perselingkuhan orangtua juga bisa membuat anak malu karena salah satu dari orangtua mereka melakukan hal negatif. Perasaan malu pada anak timbul terutama saat orangtua memustuskan bercerai dan akhirnya sang anak hanya memiliki satu orangtua. Lebih lanjut lagi, perasaan malu ini akan membuat anak menjadi lebih sering diam dan berkutat sendiri dengan pikirannya.
3. Merasa benci pada orangtua
Perasaan benci pada anak muncul pada orangtua pelaku selingkuh. Anak akan marah, sedih, dan kecewa karena salah satu orangtuanya disakiti. Jika sudah seperti ini, jarak antara orangtua dengan anak pun akan melebar karena anak memiliki kecenderungan untuk menjauhi orangtua pelaku selingkuh.
4. Acting out
Acting out di sini merujuk pada sikap ekstrim yang mungkin dilakukan anak. Emosi anak yang melihat orangtuanya berselingkuh menjadi tidak stabil, sehingga emosi anak meledak-ledak. Anak akan menjadi lebih agresif. Lebih parahnya lagi, akan muncul kemungkinan anak melukai dirinya sendiri.
5. Kemungkinan menjadi pelaku selingkuh
Perselingkuhan orangtua menjadi contoh tersendiri bagi anak. Menurut sumber, ada kemungkinan dua kali lebih besar bagi anak untuk menjadi pelaku selingkuh pada pasangannya kelak.
Tugas orangtua yang utama adalah untuk menjaga dunia anaknya nyaman dan aman. Beberapa perselingkuhan mungkin sudah terlanjut terjadi dan perceraian tidak bisa dihindarkan. Di saat seperti itu, pastikan orangtua tetap ada untuk anak. Membawa anak ke tenaga profesional untuk mengobati sakit hatinya pun bisa menjadi pilihan yang tepat. ***