Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
- Memeriksa menu harian MBG dan menanyakan sumber bahan kepada pihak sekolah.
- Memberikan edukasi dasar kepada anak agar tidak memakan makanan yang tampak basi, berbau, atau berubah warna.
- Menyiapkan bekal tambahan sehat dari rumah, terutama bagi anak yang sensitif terhadap jenis makanan tertentu.
- Mendorong sekolah membentuk tim pengawas pangan bersama komite orang tua.
Keterlibatan orang tua tidak hanya memperkuat sistem pengawasan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran anak akan pentingnya memilih makanan yang aman dan bergizi.
Baca Juga: Blunder Menu MBG Gunakan Makanan Ultra Proses, DPR Soroti Kebijakan Gizi dan Konsistensi BGN
Refleksi dan Jalan ke Depan
Krisis kepercayaan terhadap program MBG seharusnya menjadi titik balik bagi pemerintah dan masyarakat untuk memperkuat standar keamanan pangan nasional.
Negara memiliki tanggung jawab memastikan sistem distribusi makanan aman, namun peran orang tua dan sekolah juga menjadi kunci utama keberhasilan program gizi anak.
Belajar dari Jepang, Finlandia, hingga Korea Selatan, keberhasilan program makan sehat anak sekolah selalu melibatkan sinergi antara pemerintah, tenaga pendidikan, dan keluarga.
Indonesia pun bisa menuju ke arah yang sama, dengan menjadikan setiap dapur sekolah sebagai ruang edukasi, bukan sekadar tempat produksi makanan massal.***