news

Kepala BGN Mengatakan 60 Persen Anak Indonesia Sulit Mendapatkan Makanan Dengan Gizi Seimbang Dan Tidak Mampu Beli Susu

Jumat, 30 Mei 2025 | 18:51 WIB
Kepala BGN mengatakan 60 persen anak Indonesia tidak mampu membeli susu

SURATDOKTER.com - Masalah gizi di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah besar, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar anak-anak.

Salah satu kondisi sedih yang terjadi dikemukakan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, yang mengungkapkan bahwa sebagian besar anak-anak Indonesia belum bisa menikmati makanan bergizi secara rutin.

Baca Juga: Ratusan Siswa di Bogor Keracunan, Diduga Akibat MBG Terkontaminasi Bakteri Salmonela dan E.Coli

Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah acara resmi, di mana ia menjelaskan bahwa sekitar 60 persen anak-anak di Tanah Air tidak memiliki akses terhadap makanan yang memenuhi standar gizi seimbang.

Artinya, mayoritas anak-anak belum mendapatkan asupan nutrisi yang mencakup unsur karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral secara lengkap dalam menu harian mereka.

Menurut Dadan, realita di lapangan menunjukkan bahwa banyak anak-anak hanya mengonsumsi makanan sederhana yang kurang kandungan nutrisinya.

Contohnya, menu sehari-hari yang umum terdiri dari nasi dengan lauk seperti bakwan, bihun, atau kerupuk. Meskipun mengenyangkan, makanan seperti ini belum mencukupi kebutuhan tubuh akan zat gizi penting untuk tumbuh kembang optimal.

Sebagai salah satu bentuk pemecahan masalah, pemerintah meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk memberikan makanan yang lebih bergizi bagi anak-anak. Melalui program ini, anak-anak akan mendapat menu yang lebih lengkap seperti nasi, telur, sayuran, buah, dan susu. Komposisi ini diharapkan bisa mendekati prinsip gizi seimbang yang dibutuhkan tubuh, terutama dalam masa pertumbuhan.

Masalah lain yang disoroti adalah rendahnya konsumsi susu di kalangan anak Indonesia. Dadan menyebutkan bahwa bukan karena anak-anak tidak tahu manfaat susu, tetapi lebih kepada kendala ekonomi.

Banyak keluarga yang tidak mampu membelikan susu secara rutin karena keterbatasan penghasilan. Akibatnya, anak-anak kehilangan sumber kalsium dan protein hewani yang sangat penting bagi perkembangan tulang dan fungsi otak.

Baca Juga: Kata Bill Gates Usai Intip Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah, Sebut MBG Juga Akan Bermanfaat untuk Ibu Hamil-Menyusui

Dadan menambahkan bahwa program MBG bukan hanya sekadar program makan gratis, tetapi bagian dari strategi nasional untuk membentuk generasi yang sehat dan tangguh di masa depan. Ia mengingatkan bahwa kebutuhan gizi anak tidak bisa ditunda, karena dampaknya akan terasa jangka panjang hingga masa produktif mereka di usia dewasa.

Ia juga memberitahu bahwa Indonesia saat ini sedang berada di masa bonus demografi, yaitu ketika mayoritas penduduknya masuk dalam usia produktif. Namun, bonus ini bisa menjadi beban jika tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas.

Oleh karena itu, pemenuhan gizi sejak dini harus menjadi prioritas, agar generasi mendatang mampu bersaing dan berkontribusi secara optimal di berbagai bidang.

Halaman:

Tags

Terkini