SURATDOKTER.com - Belakangan ini, media sosial diramaikan dengan unggahan yang menyebut seorang wanita harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) karena terlalu banyak mengonsumsi matcha.
Cerita ini menjadi perhatian warganet, terutama karena matcha dikenal sebagai minuman yang menyehatkan.
Namun, benarkah konsumsi matcha yang berlebihan bisa membahayakan kesehatan?
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Konsumsi Kafein? Begini Dampaknya bagi Kesehatan Janin
Matcha adalah bubuk teh hijau yang dikenal memiliki kandungan antioksidan tinggi dan dipercaya memberikan sejumlah manfaat, seperti membantu relaksasi, menjaga kesehatan jantung, hingga menurunkan risiko kanker.
Walaupun demikian, mengkonsumsi matcha hendaknya tetap memperhatikan takaran harian supaya tidak ada efek samping yang timbul.
Menurut para ahli, batas aman konsumsi kafein harian bagi orang dewasa adalah sekitar 400 miligram.
Matcha mengandung kafein dalam jumlah yang beragam, bergantung pada kualitas dan jenisnya. Setiap 1 gram bubuk matcha, biasanya mengandung 19 - 44 miligram kafein.
Artinya, jika seseorang mengonsumsi 4 gram matcha dalam sehari, kafein yang masuk ke tubuhnya bisa mencapai sekitar 176 miligram — masih di bawah batas aman, namun bisa menimbulkan gejala tertentu pada individu yang sensitif.
Meski secara teori jumlah tersebut dianggap aman, tubuh setiap orang bereaksi berbeda terhadap kafein.
Dalam beberapa kasus, konsumsi matcha berlebih dapat memicu gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, atau bahkan diare.
Dalam kondisi ekstrem dan jarang terjadi, kelebihan konsumsi matcha juga dapat berdampak pada fungsi hati, atau disebut kondisi hepatotoksik. Inilah yang kemungkinan menjadi penyebab seseorang harus mendapatkan penanganan medis di UGD.
Selain itu, bentuk konsumsi juga perlu diperhatikan. Matcha dalam bentuk kapsul atau suplemen memiliki risiko yang lebih tinggi, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau saat perut kosong.
Baca Juga: Manfaat Teh Hijau bagi Kesehatan, Selain Untuk Menurunkan Berat Badan