SURATDOKTER.com - Setiap wilayah memiliki pendekatannya sendiri dalam menangani perilaku menyimpang pada anak dan remaja.
Di saat beberapa daerah memilih jalur disiplin ketat melalui pelatihan ala militer, Jakarta justru mengambil langkah berbeda.
Pemerintah Provinsi Jakarta lebih mengedepankan pendekatan edukatif dan pemberdayaan anak dengan memaksimalkan ruang publik seperti taman dan perpustakaan.
Alih-alih mengirim anak bermasalah ke barak militer seperti yang dilakukan di Jawa Barat, Pemprov Jakarta membuka lebih banyak ruang aman dan kreatif bagi anak-anak muda.
Salah satu kebijakan terbaru yang diterapkan adalah memperpanjang jam operasional taman kota dan fasilitas perpustakaan hingga malam hari.
Tujuannya sederhana namun berdampak besar—menyediakan tempat yang positif, terbuka, dan ramah bagi anak untuk menyalurkan energi, ide, dan interaksi sosial yang sehat.
Menurut pernyataan dari perwakilan Pemprov, pendekatan ini dipandang lebih sesuai dengan strategi pembangunan manusia yang berfokus pada potensi, bukan hukuman.
Anak-anak yang terlibat dalam kenakalan atau aktivitas negatif dianggap sebagai individu yang membutuhkan ruang untuk diarahkan, bukan ditekan.
Langkah ini tidak berdiri sendiri. Pemerintah daerah juga bekerja sama dengan aparat keamanan, termasuk Polda Metro Jaya, untuk menciptakan suasana kota yang lebih aman dari praktik premanisme.
Operasi terpadu pun digelar secara berkala untuk menjaga ketertiban dan keamanan wilayah, terutama di titik-titik rawan.
Dengan demikian, pendekatan Jakarta tidak hanya bersifat lunak, tetapi tetap menjamin adanya ketegasan hukum di balik kebijakan pembinaan sosial.
Tak hanya soal perilaku anak, kebijakan ini juga menyentuh isu keadilan sosial dan hak anak untuk tumbuh di lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan emosional mereka.
Baca Juga: Studi Mengungkapkan Bahwa Berbicara Dengan Orang Toksik Bisa Menguras Tenaga