news

Langkah BGN Setelah Ditemukan Belatung yang Menyebabkan Keracunan pada Siswa Penerima MBG

Senin, 24 Februari 2025 | 23:35 WIB
Ilustrasi menu MBG untuk siswa, program Presiden Prabowo - Gibran

SURATDOKTER.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru saja diluncurkan di Sumatera Selatan mengalami kendala setelah insiden keracunan yang menimpa delapan murid di SDN 7 Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang.

Para siswa mengalami sakit perut usai menyantap hidangan yang disediakan dalam program ini. Kejadian ini semakin diperparah dengan ditemukannya ulat dalam ompreng makanan, yang menyebabkan siswa lainnya enggan melanjutkan makan.

Akibat kejadian ini, program MBG dihentikan sementara untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Baca Juga: Sejumlah Kasus Keracunan Makanan Akibat Makan Bergizi Gratis di Sejumlah Daerah Tahun 2025

Pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa penyelidikan sedang berlangsung untuk memastikan penyebab pasti kejadian ini.

Sampel makanan yang diduga bermasalah telah dikirim ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palembang untuk diperiksa. Namun, pihak BBPOM menyatakan bahwa hasil uji laboratorium hanya akan diberikan kepada pemilik sampel, sehingga publik masih menunggu kepastian hasilnya.

Program MBG sendiri baru mulai diterapkan di tujuh wilayah Sumatera Selatan sejak 17 Februari 2025. Pada hari kejadian, menu yang disajikan terdiri dari ikan patin fillet crispy, bihun goreng, tahu goreng, dan pepaya.

Ketua DPD Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Sumatera Selatan menilai bahwa kemungkinan adanya belatung dalam ikan fillet sangat kecil, mengingat karakteristik makanan tersebut yang tipis dan digoreng hingga kering.

Menanggapi insiden ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) mengakui bahwa masih terdapat kendala teknis dalam pelaksanaan program MBG. Salah satu tantangan utama adalah banyaknya tenaga di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang belum terbiasa memasak dalam jumlah besar.

Ia menjelaskan bahwa butuh waktu setidaknya tiga bulan bagi para tenaga masak untuk dapat menyesuaikan diri dalam mengolah makanan dengan kualitas dan kebersihan yang terjaga.

Selain itu, permasalahan kebersihan ompreng juga menjadi perhatian. Beberapa katering yang sebelumnya hanya melayani ribuan porsi makanan mengalami kesulitan saat harus mencuci ompreng dalam jumlah besar, sehingga membutuhkan waktu hingga 14 jam.

Baca Juga: Jadwal Makan Bergizi Gratis Berbeda Sesuai dengan Tingkatan Sekolahnya? Berikut Jadwalnya!

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun katering memiliki pengalaman dalam memasak, mereka tetap perlu bimbingan dalam menangani aspek lain seperti kebersihan peralatan.

Terkait temuan belatung, Kepala BGN menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kejanggalan. Ia menyatakan bahwa secara ilmiah, belatung tidak mungkin muncul secara tiba-tiba di luar ompreng.

Halaman:

Tags

Terkini