SURATDOKTER.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu pemimpin unggulan yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sejak masa kampanye.
Sejak mulai berjalan pada tanggal 6 Januari 2025, program ini terus digabungkan agar dapat menjangkau seluruh penerima manfaat.
Pada perayaan Imlek 2076 Kongzili Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Wapres Gibran menyampaikan bahwa masyarakat telah lama menantikan program ini.
Baca Juga: Simak Jadwal Program Makanan Bergizi Gratis untuk PAUD hingga SMA di Tahun 2025
Bahkan sebelum dirinya dan Presiden Prabowo resmi dilantik pada 20 Oktober 2024, banyak pihak yang menanyakan kapan program ini akan dimulai.
Gibran juga menyoroti pentingnya peran MATAKIN yang selalu bersinergi dengan visi dan misi pemerintah, terutama dalam mendukung MBG.
Ia menegaskan, program ini merupakan langkah besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam bidang penyediaan gizi yang berkualitas.
Makan Bergizi Gratis, Harapan Besar bagi Generasi Muda
Saat meninjau langsung pelaksanaan MBG di Depok, Jawa Barat, pada 4 Februari 2025, Wapres Gibran meminta masyarakat untuk ikut menyebarkan program ini.
Sebagai program baru, masih ada berbagai aspek yang perlu diperbaiki agar implementasinya semakin efektif dan merata.
Menurut Gibran, MBG bukan hanya sekedar menyediakan makanan, tetapi merupakan investasi jangka panjang bagi generasi muda Indonesia.
Dengan diberikannya gizi yang lebih baik, anak-anak diharapkan tumbuh lebih sehat, cerdas, dan memiliki daya saing tinggi. Pemerintah juga menargetkan program ini dapat membantu menurunkan angka malnutrisi serta meningkatkan prestasi akademik siswa.
Dalam tahap pertama pelaksanaannya, program MBG berlangsung dari Januari hingga April 2025 dengan target 3 juta penerima manfaat.
Baca Juga: Begini Tanggapan Kepala BGN Terhadap Isu Belalang dan Ulat Sagu Jadi Menu Makanan Bergizi Gratis
Pada periode kedua, mulai April hingga Agustus 2025, jumlah penerima manfaat ditingkatkan menjadi 6 juta orang. Hingga akhir tahun, pemerintah menargetkan program ini dapat menjangkau 15 juta orang dengan dukungan anggaran sebesar Rp71 triliun yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN).