SURATDOKTER.com - Kementerian Kesehatan meluncurkan proyek percontohan skrining kanker leher rahim berbasis DNA HPV sebagai langkah inovatif dalam integrasi layanan kesehatan primer.
Proyek ini diinisiasi melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Farmasi Roche Indonesia, Bio Farma, dan USAID.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mendeteksi dini kanker serviks, yang merupakan salah satu penyebab utama kematian pada perempuan di Indonesia.
Menurut Chief of Party USAID MOMENTUM, Maryjane Lacoste, proyek ini diharapkan dapat memperkuat data yang sudah ada terkait skrining berbasis DNA HPV yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
Informasi yang diperoleh nantinya akan membantu pengambilan keputusan dalam menentukan pendekatan skrining yang lebih efektif.
Proyek percontohan ini akan berlangsung di Jawa Timur dengan tujuan melibatkan lebih banyak perempuan dalam program skrining serta memastikan mereka mendapatkan perawatan lanjutan jika ditemukan indikasi kanker.
Maryjane menjelaskan bahwa metode skrining ini dirancang agar lebih nyaman dan tidak invasif.
Dengan prosedur yang tidak membutuhkan pemeriksaan spekulum, perempuan dapat mengumpulkan sampel sendiri dan menyerahkannya ke fasilitas kesehatan untuk diuji di laboratorium.
Prosedur yang lebih sederhana ini diharapkan mampu mengurangi berbagai hambatan yang sering dialami perempuan dalam mengikuti pemeriksaan.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyoroti pentingnya kesetaraan gender dalam kesehatan.
Ia menegaskan bahwa perempuan memiliki hak untuk memutuskan sendiri terkait pemeriksaan dan pengobatan kanker leher rahim.
Baca Juga: Informasi Vaksin Kanker Serviks, Mulai dari Prosedur hingga Efek Samping
Nadia menyampaikan bahwa selama ini perempuan sering kali harus meminta izin kepada pasangan mereka sebelum menjalani skrining.