Para peneliti juga memproyeksikan potensi produksi Spirulina dalam jumlah besar. Dengan memanfaatkan listrik dari sektor industri berat di Islandia, negara tersebut diperkirakan mampu menghasilkan hingga 277.950 ton biomassa Spirulina setiap tahun.
Jumlah ini setara dengan sekitar 4.555 gram vitamin B12 aktif per tahun, cukup untuk memenuhi kebutuhan harian lebih dari 13 juta anak usia 1 hingga 3 tahun. Bahkan, dalam skenario yang lebih ambisius, kapasitas produksi ini bisa mencukupi kebutuhan vitamin B12 untuk lebih dari 50 juta bayi usia 0 hingga 6 bulan.
Langkah ini menjadi harapan baru dalam menghadapi tantangan gizi global. Dengan memanfaatkan Spirulina sebagai sumber vitamin B12 aktif, dunia dapat mengurangi ketergantungan pada produk hewani, sekaligus menjaga lingkungan.
Terobosan ini menunjukkan bahwa solusi masa depan bisa ditemukan dalam inovasi teknologi yang menggabungkan ilmu pengetahuan, keberlanjutan, dan kebutuhan manusia secara seimbang.
Dengan demikian, rekayasa Spirulina ini bukan hanya sebuah penemuan ilmiah, tetapi juga potensi penyelamat bagi jutaan orang yang menghadapi risiko kekurangan gizi.
Jika diadopsi secara luas, langkah ini dapat mengubah cara manusia memenuhi kebutuhan nutrisinya, menuju dunia yang lebih sehat dan lebih lestari.***