SURATDOKTER.com - Dalam sepekan terakhir, perhatian publik tersita pada maraknya dugaan kasus keracunan massal yang dialami ratusan siswa sekolah usai menyantap sajian dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Alih-alih memberi gizi tambahan, program ini justru menimbulkan kekhawatiran serius mengenai standar kebersihan serta pengawasan rantai distribusi makanan di sekolah.
Baca Juga: BGN Pastikan Ganti Food Tray MBG Jika Terbukti Mengandung Minyak Babi
Lonjakan Kasus di Banggai Kepulauan
Kasus terbaru terjadi di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Data RSUD Trikora Salakan mencatat sebanyak 251 siswa SD hingga SMA mengalami gejala keracunan berupa gatal-gatal, muntah, hingga sesak napas.
Dari jumlah tersebut, 173 orang sudah diizinkan pulang, sedangkan 78 masih mendapat perawatan intensif dengan observasi ketat. Pemerintah daerah menyebut kasus ini sebagai yang terbesar dalam sepekan terakhir.
Kasus Beruntun di Jawa dan NTB
Hanya sehari sebelumnya, insiden serupa juga terjadi di Lamongan, Jawa Timur, menimpa 13 siswa SMA Negeri 2. Beberapa siswa mengeluh mual dan pusing usai menyantap menu MBG, empat di antaranya telah pulang setelah mendapat perawatan di rumah sakit setempat.
Di Garut, Jawa Barat, ratusan siswa Kadungora dilaporkan sakit setelah mengonsumsi menu nasi putih, ayam woku, tempe orek, lalapan, dan stroberi. Sebanyak 19 siswa harus dirawat intensif, sementara lainnya mendapat penanganan di fasilitas kesehatan sekitar.
Kejadian paling memprihatinkan juga ditemukan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Ratusan siswa dari berbagai sekolah seperti MTsN 2, MIN 3, MAN 3, hingga SMPN 3 mengalami gejala keracunan.
Kondisi darurat membuat puskesmas setempat penuh, bahkan mushola terpaksa dialihfungsikan untuk menampung pasien.
Kasus di Sulawesi Tenggara dan Yogyakarta
Di Baubau, Sulawesi Tenggara, sebanyak 37 siswa dari SMA Negeri 7 dan SD Hidayatullah mengalami gejala serupa. Sampel makanan sudah diambil untuk pemeriksaan laboratorium, dengan dugaan penyebab berasal dari ayam yang berbau tidak sedap.
Sementara itu, di Gunungkidul, Yogyakarta, 19 siswa dari tiga sekolah di Semin juga terindikasi keracunan. Pihak Dinas Kesehatan setempat segera mengamankan sampel makanan untuk diuji demi mengetahui sumber penyebab.
Alarm Serius untuk Program MBG
Rentetan kasus di enam wilayah berbeda dalam waktu singkat memunculkan alarm serius. Publik menuntut evaluasi menyeluruh terhadap kualitas makanan, proses distribusi, hingga pengawasan penyedia MBG.
Meskipun sebagian besar korban sudah dipulangkan, fakta bahwa ratusan siswa jatuh sakit sekaligus jelas menandakan adanya celah dalam sistem yang seharusnya menjamin kesehatan anak sekolah.
Artikel Terkait
Seorang Ibu di NTT Merasakan Manfaat dari MBG: Menjelang 2 Tahun Hanya 7Kilo, Sekarang Beratnya Nambah
Heboh Dugaan Food Tray MBG Mengandung Minyak Babi, Istana dan BPOM Bergerak
Dugaan Food Tray MBG Impor dari China Mengandung Babi, Organisasi Pelajar Desak Pemerintah Beralih ke Produk Lokal
MBG Disebut Bisa Bantu Anak Lebih Pintar Matematika dan Bahasa Inggris, Begini Penjelasan Stella Christie
BGN Pastikan Ganti Food Tray MBG Jika Terbukti Mengandung Minyak Babi