SURATDOKTER.com - Sebuah kebijakan yang menuai perhatian publik muncul dari Jawa Barat, di mana anak-anak yang dinilai "nakal" akan dikirim ke barak militer untuk menjalani pelatihan khusus.
Gagasan ini berasal dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan menimbulkan perdebatan luas mengenai pendekatan terhadap perilaku anak-anak bermasalah.
Dalam sebuah sesi diskusi bersama Tretan Universe, Anies Baswedan mengangkat sudut pandang berbeda. Ia mempertanyakan dasar pemikiran yang menyederhanakan persoalan perilaku anak hanya sebagai kenakalan.
Menurutnya, perlu ada pemahaman mendalam mengenai mengapa seorang anak berperilaku di luar harapan, bukan sekadar memberi label "nakal".
Anies menyoroti bahwa penyebab perilaku menyimpang tidak bisa dilepaskan dari banyak faktor. Ia menyebutkan bahwa pola asuh dalam keluarga, suasana belajar di sekolah, serta lingkungan sosial turut membentuk cara seorang anak bertindak.
Oleh karena itu, menilai bahwa anak-anak yang berperilaku buruk hanya perlu "dikeraskan" melalui pelatihan militer, dinilainya sebagai pendekatan yang terlalu sempit.
Di sisi lain, dari sudut pandang kesehatan anak dan perkembangan psikologis, intervensi berbasis kekerasan atau disiplin keras justru bisa menimbulkan efek jangka panjang yang merugikan.
Anak-anak yang menjalani pelatihan ala militer dalam situasi terpaksa berisiko mengalami tekanan psikologis, seperti kecemasan, trauma, hingga hilangnya kepercayaan terhadap orang dewasa.
Pakar kesehatan anak juga menekankan bahwa pendekatan berbasis empati, komunikasi efektif, dan pemahaman terhadap kebutuhan emosi anak cenderung memberikan hasil lebih positif dalam jangka panjang.
Lingkungan yang mendukung dan tidak menghakimi memungkinkan anak merasa aman untuk berubah dan memperbaiki diri.
Pelatihan keras seperti di barak militer mungkin efektif dalam jangka pendek untuk membentuk disiplin, tetapi jika akar masalah perilaku anak tidak ditangani, maka kemungkinan besar masalah serupa akan muncul kembali.
Oleh sebab itu, solusi terhadap perilaku anak-anak tidak seharusnya bertumpu pada hukuman fisik atau tekanan, melainkan pada pemahaman menyeluruh tentang faktor penyebabnya.
Baca Juga: Bukan Dengan Barak Militer Seperi di Jabar, Jakarta Pilih Taman dan Perpustakaan Untuk Bina Anak
Artikel Terkait
Benarkah Ada Anak Nakal di Sekolah tapi Penurut di Rumah, Simak Penyebab dan Solusi Tepat ini
Soal Siswa Nakal Bakal Dikirim ke TNI, Dedi Mulyadi Bongkar Latihan Disiplin-Mandiri di Barak Militer Sebagai Pola Pendidikan Karakter
Bukan Dengan Barak Militer Seperi di Jabar, Jakarta Pilih Taman dan Perpustakaan Untuk Bina Anak
Dedi Mulyadi Dilaporkan ke Bareskrim karena Barak Militer dan Dianggap Melanggar Hak Anak: Mungkin Mau Cari Perhatian
Cara Merawat Gigi dan Gusi Anak Sejak Dini, Orang Tua Wajib Tahu!