SURATDOKTER.com - Di pelosok Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, hidup seorang ibu bernama Ester Nenggokaka yang menjalani keseharian dengan segala keterbatasan.
Ia mengandalkan hasil dari berjualan sayur untuk mencukupi kebutuhan hidup. Tanpa aliran listrik dan tanpa lahan sendiri, ia berjuang merawat kedua anaknya di rumah sederhana yang jauh dari fasilitas layak.
Salah satu anak Ester, Lorensius Aganta, memasuki usia dua tahun dengan kondisi berat badan yang cukup memprihatinkan. Menjelang ulang tahunnya yang kedua, bobot tubuh Lorensius hanya tercatat 7 kilogram—angka yang berada jauh di bawah rata-rata berat ideal untuk anak seusianya.
Sebelum adanya program bantuan pangan, asupan makanan bergizi hampir mustahil tersedia di meja makan keluarga ini. Bahkan, dalam kondisi terburuk, ada hari-hari di mana mereka tidak memperoleh makanan sama sekali.
Kehadiran program Makan Bergizi Gratis (MBG) membawa angin segar ke kehidupan Ester dan keluarganya. Selama sembilan hari berturut-turut, Ester rutin datang pagi-pagi ke lokasi pembagian makanan untuk mendapatkan paket makanan sehat dari dapur MBG Tambolaka.
Ia mencatat sendiri variasi menunya yang terdiri dari protein hewani seperti telur, ikan, dan daging, dilengkapi dengan protein nabati dari tahu dan tempe, serta sayur-sayuran seperti wortel dan buncis.
Menurut pengamatannya, Lorensius kini terlihat lebih berat ketika digendong. Meskipun belum ada penimbangan resmi pasca-program MBG, ia merasakan sendiri adanya perubahan fisik pada anaknya.
Ia menantikan momen di posyandu untuk memverifikasi apakah berat anaknya benar-benar bertambah secara signifikan. Namun di luar angka, Ester melihat anaknya kini makan dengan lahap dan menyukai menu yang disajikan.
Setiap pagi, ia sudah berada di lokasi sekitar pukul 07.30, menunggu giliran untuk mendapatkan makanan yang dibagikan setengah jam kemudian.
Anak-anaknya menyantap habis isi piring mereka, dan itu menjadi salah satu kebahagiaan tersendiri bagi seorang ibu yang selama ini dihimpit keterbatasan.
Bagi Ester, program ini bukan hanya memberi makanan. Ia merasakan bahwa kehadiran makanan bergizi tersebut membawa secercah harapan baru.
Di tengah kondisi hidup yang serba sulit, bantuan ini menjadi pengingat bahwa masih ada perhatian untuk keluarga seperti dirinya.
Ia berharap program seperti MBG bisa terus berlanjut dan bahkan ditingkatkan agar dapat menjangkau lebih banyak keluarga dalam situasi serupa.
Artikel Terkait
Kepala BGN Pastikan MBG Tetap Dilaksanakan Seperti Biasa, Menu Telur Rebus hingga Kolak Jadi Pertimbangan
Menu MBG saat Ramadan Dinilai Minimalis, Kepala BGN Bahas Soal Kandungan Gizi
Kata Bill Gates Usai Intip Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah, Sebut MBG Juga Akan Bermanfaat untuk Ibu Hamil-Menyusui
Ratusan Siswa di Bogor Keracunan, Diduga Akibat MBG Terkontaminasi Bakteri Salmonela dan E.Coli
MBG di NTT Disukai Anak-Anak, Mengedukasi Ibu Agar Menyiapkan Makanan Dengan Gizi Seimbang dan Berbasis Lokal