• Senin, 22 Desember 2025

Suhu Saat Wukuf di Arafah Diprediksi Capai 50 Derajat Celcius, Dirjen PHU Imbau Jemaah Haji Tidak Sering Keluar dari Tenda Penginapan

Photo Author
- Selasa, 27 Mei 2025 | 14:41 WIB
Pemerintah imbau jemaah calon haji beribadah di dalam tenda saat wukuf di Arafah. (Kolase Instagram/informasihaji - kemenag_ri)
Pemerintah imbau jemaah calon haji beribadah di dalam tenda saat wukuf di Arafah. (Kolase Instagram/informasihaji - kemenag_ri)

SuratDokter.com - Puncak ibadah haji 1446 H akan berlangsung dalam kondisi cuaca ekstrem.

Pemerintah Indonesia melalui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) mengingatkan jemaah calon haji untuk membatasi aktivitas fisik menjelang wukuf di Arafah yang dijadwalkan pada 5 Juni 2025.

Baca Juga: Penyebab Utama 53 Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci, Banyak yang Idap Penyakit Ini

Menurut Dirjen PHU Hilman Latief, suhu saat wukuf diprediksi bisa mencapai 50 derajat Celcius.

“Panas saat puncak haji nanti diperkirakan lebih tinggi dibanding hari ini,” ujarnya di Makkah, mengutip pernyataan dari otoritas Haji Saudi, Selasa (27/5/2025).

Hilman mengimbau agar jemaah hanya keluar dari tenda bila benar-benar diperlukan. Hal ini penting untuk mencegah kondisi berbahaya seperti heatstroke atau serangan panas.

Pemerintah telah menyediakan fasilitas untuk kenyamanan jemaah di Arafah, termasuk kasur, bantal, selimut, dan penyejuk udara di dalam tenda.

Jemaah dianjurkan memanfaatkan waktu di dalam tenda untuk berdzikir, membaca Al-Qur’an, atau ibadah lainnya tanpa harus terpapar panas berlebih.

Baca Juga: Sakit Setibanya di Madinah, Jemaah Haji Jambi Meninggal Dunia

Sebelumnya, imbauan serupa disampaikan Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag, Akhmad Fauzin.

Ia meminta jemaah tidak terlalu memforsir tenaga dengan melakukan umrah sunah berulang atau ziarah ke luar kota.

“Prioritaskan ibadah utama seperti wukuf di Arafah. Simpan energi agar fisik tetap bugar,” jelas Fauzin saat konferensi pers pada 22 Mei 2025.

Ia juga mengingatkan bahwa tidak wajib salat lima waktu selalu di Masjidil Haram selama fisik jemaah dalam kondisi lemah. “Yang penting ibadah tetap jalan, fisik tetap sehat,” pungkasnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Kemenag RI

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X