Dalam tekanan ekonomi dan ketidakpastian masa depan, sebagian orang memilih jalan berbeda untuk menenangkan diri dan memikirkan kembali arah hidupnya.
Meski begitu, muncul pula kekhawatiran bahwa gaya hidup seperti ini bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan mental dan fisik dalam jangka panjang.
Gaya hidup pasif, minim interaksi sosial, dan kurang gerak bisa meningkatkan risiko depresi, gangguan tidur, bahkan penyakit metabolik. Apalagi jika hal ini dijadikan gaya hidup jangka panjang tanpa ada keinginan untuk kembali terlibat aktif dalam kehidupan sosial dan ekonomi.
Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat dan pembuat kebijakan untuk memahami bahwa fenomena "manusia tikus" bukan sekadar tren aneh di internet.
Ini merupakan gejala sosial dari generasi yang merasa kehilangan arah di tengah ketatnya kompetisi dan minimnya dukungan sistemik.
Memberikan ruang diskusi, perbaikan sistem kerja yang lebih manusiawi, serta akses terhadap kesehatan mental yang terjangkau bisa menjadi langkah awal untuk merespons fenomena ini dengan bijak.***
Artikel Terkait
Minuman Kopi Semakin Viral di Gen Z, Ini Tips Minum Kopi yang Aman Bagi Penderita Masalah Lambung!
Viral! Perusahaan Ramai Memecat Generasi Gen Z: Ini Kata Psikolog
Viral Istilah Jam Koma di Kalangan Gen Z: Ini Kata Psikolog!
Dulu Penyakit Orang Tua, Kini Kanker Kolorektal Mengintai Kalangan Gen Z
Alogaritma Media Sosial Sangat Berpengaruh Terhadap Kesehatan Mental Gen Z