SURATDOKTER.com - Di tengah kondisi ekonomi yang makin berat dan biaya kesehatan yang tidak murah, masih ada sosok yang memilih untuk melayani dengan hati.
Seorang dokter muda di Ponorogo, Jawa Timur, menunjukkan bahwa profesi dokter tidak melulu soal uang. Namanya dr Rafika Augustine, dan pendekatannya dalam memberikan layanan medis sangat berbeda dari kebanyakan dokter lainnya.
Dokter perempuan ini membuka praktik pribadi di kawasan Babadan, tepatnya di Desa Ngunut, dan dikenal luas bukan hanya karena keahliannya, tetapi juga karena sistem pembayarannya yang tidak biasa.
Di tempatnya, tidak ada tarif tetap. Pasien yang datang cukup memberikan apa yang mereka mampu—baik itu uang, hasil kebun, atau bahkan hanya doa tulus. Bagi kalangan pengemudi ojek, baik online maupun konvensional, ia bahkan membebaskan biaya sepenuhnya.
Konsep ini lahir dari keinginannya untuk memanfaatkan ilmu kedokteran sebagai sarana berbagi.
Latar belakang pendidikannya dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ia gunakan untuk membantu masyarakat kecil yang sering kesulitan mengakses layanan kesehatan layak.
Baginya, ilmu kedokteran adalah amanah yang tidak boleh disia-siakan. Maka, ia memilih untuk ‘menabung kebaikan’ melalui praktik ini.
Dalam praktik hariannya, suasana klinik tampak seperti tempat layanan medis pada umumnya. Ada ruang tunggu, tempat pendaftaran, dan apotek.
Namun, begitu masuk ke ruang pemeriksaan, pasien tidak akan menemukan kasir atau tarif jasa dokter. Setelah selesai diperiksa, pasien tinggal memasukkan sejumlah uang ke kotak donasi yang tersedia, tanpa tekanan atau jumlah tertentu.
Pelayanan medis yang diberikan pun tidak asal-asalan. Pemeriksaan tetap dilakukan secara lengkap—mulai dari pengecekan tekanan darah, denyut jantung, hingga pemeriksaan laboratorium dasar seperti kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat.
Baca Juga: Cina Menjadi Pelopor Dengan Meluncurkan Rumah Sakit Dengan 14 AI Dokter
Semua layanan itu tetap berada dalam sistem ‘bayar seikhlasnya’. Hal ini menjadi bukti bahwa layanan yang baik tidak selalu harus mahal.
Ada alasan pribadi mengapa para pengemudi ojek mendapatkan perlakuan khusus. Dokter Rafika memiliki seorang paman yang berprofesi sebagai tukang ojek. Ia mengaku sering melihat bagaimana susahnya keluarga ojek bertahan hidup.
Artikel Terkait
Polisi Bentuk Tim Khusus, Mulai Kumpulkan Bukti untuk Penyelidikan Dugaan Pelecehan Seksual Dokter Kandungan di Garut
Selain Bentuk Tim Khusus, Polisi Juga Membuka Posko Pengaduan Korban Pelecehan Dokter Kandungan di Garut
Klaim Kasus Lama, POGI Ikut Investigasi Dugaan Pelecehan Seksual Dokter Kandungan di Garut
Cina Menjadi Pelopor Dengan Meluncurkan Rumah Sakit Dengan 14 AI Dokter
Menkes Budi Singgung Gengsi Tinggi Pendidikan Dokter Spesialis: Kalau Bukan Orang Kaya, Sulit Bertahan