Setelah kejadian, mereka berinisiatif mencari tahu dan menghubungi pihak keluarga pelaku agar dapat menyampaikan kekecewaan dan luka yang dirasakan.
Kondisi psikologis korban, seorang perempuan berusia 21 tahun, masih terus mendapat perhatian dan pendampingan intensif dari keluarga.
Trauma akibat kejadian ini diakui tidak dapat hilang begitu saja, dan membutuhkan waktu panjang untuk pulih.
Keluarga korban berharap agar penyelidikan dilakukan secara menyeluruh, tanpa intervensi apa pun, dan pihak terkait seperti Polda Jawa Barat serta manajemen rumah sakit bisa bertindak objektif demi kepentingan keadilan.
Mereka tidak ingin kejadian serupa kembali terulang di kemudian hari dan berharap lingkungan kesehatan menjadi tempat yang aman dan terjaga integritasnya.
Meskipun permintaan maaf telah disampaikan dan diterima secara pribadi, keadilan tetap harus ditegakkan secara hukum. Harapan besar keluarga korban adalah agar kejadian ini membuka mata banyak pihak tentang pentingnya pengawasan dan tanggung jawab moral di dunia medis.
Tidak hanya untuk mencegah pelanggaran serupa, tetapi juga untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kesehatan dan tenaga medis.***
Artikel Terkait
Dokter Richard Lee Singgung Konten Review Skincare yang Menunjukkan Hasil Lab: Belum Tentu Labnya Terverifikasi
Kisah Pemuda Suriah yang Berhasil Menjadi Dokter Dengan Dukungan Penuh dari Ayahnya yang Down Syndrome
Dokter Ini Membuat Inisial Namanya Pada Setiap Liver Pasien yang Ia Operasi
Viral! Kerokan Bisa Sebabkan Stroke? Ini Kata Dokter
Wanita Ini Mabuk Walaupun Tidak Minum: Dokter Menemukan Ususnyalah yang Memproduksi Alkohol