SURATDOKTER.com - Simon Bramhall, seorang dokter bedah asal Inggris, membuat heboh dunia medis setelah aksinya menandai organ hati pasien dengan inisial namanya terungkap.
Kejadian ini berlangsung pada tahun 2013 saat ia bekerja di Rumah Sakit Ratu Elizabeth di Birmingham.
Bramhall menggunakan mesin sinar argon, alat yang biasa dipakai untuk menghentikan pendarahan selama operasi, untuk menulis inisialnya pada organ hati pasien yang sedang dibius.
Tindakan tersebut baru terungkap setelah salah satu pasien mengalami kegagalan fungsi hati seminggu setelah operasi transplantasi.
Baca Juga: Dokter Bedah Jantung Menjelaskan Tanda-tanda Awal Masalah Jantung yang Sering Diabaikan
Ketika dokter lain melakukan prosedur lanjutan, mereka menemukan inisial "SB" setinggi sekitar empat sentimeter di permukaan organ tersebut. Temuan ini mengejutkan tim medis dan menjadi awal dari proses hukum yang panjang.
Pada Desember 2017, Bramhall mengakui perbuatannya di Pengadilan Birmingham Crown Court. Ia dinyatakan bersalah atas dua tuduhan penyerangan dengan pemukulan.
Setahun kemudian, pengadilan menjatuhkan denda sebesar £10.000 serta mewajibkannya menjalani perintah masyarakat selama 12 bulan, termasuk pekerjaan tanpa upah.
Aksi Bramhall menimbulkan dampak psikologis bagi pasien. Dua korban mengaku merasa dilanggar hak privasinya, bahkan salah satunya mengalami trauma berkepanjangan akibat kejadian tersebut.
Sementara itu, Bramhall sendiri mengundurkan diri dari rumah sakit tempat ia bekerja pada tahun 2014 setelah kasus ini mencuat.
Pada 2022, Pengadilan Praktisi Medis memutuskan untuk menangguhkan izin praktik Bramhall selama lima bulan, dengan alasan kebugarannya untuk berpraktik telah terganggu. Penangguhan tersebut menjadi bagian dari evaluasi yang akan ditinjau kembali setelah periode tersebut berakhir.
Baca Juga: Makan Buah Bisa Kena Fatty Liver, Hoax Atau Fakta? Berikut Penjelasannya!
Kasus ini menjadi pengingat penting akan tanggung jawab besar yang diemban oleh tenaga medis. Kepercayaan pasien adalah hal yang sangat berharga dan harus dijaga dengan penuh integritas.
Kejadian ini menyoroti pentingnya etika profesional dalam dunia medis, di mana setiap tindakan yang diambil memiliki dampak mendalam bagi kehidupan orang lain.***
Artikel Terkait
Tak Hanya Pneumonia, Dokter Diagnosis Paus Fransiskus dengan Gagal Ginjal dan Minta Istirahat Total
Meski Dalam Kondisi Kritis, Dokter Menyebut Paus Fransiskus Tidak dalam Bahaya Meninggal Dunia karena Punya Ketahanan Luar Biasa
Dokter Richard Lee Singgung Konten Review Skincare yang Menunjukkan Hasil Lab: Belum Tentu Labnya Terverifikasi
Bukan karena Ada Tekanan, Dokter Richard Lee Ungkap Alasan Berhenti Review Skincare Abal-abal: Saya Nggak Ikut-ikutan Lagi
Kisah Pemuda Suriah yang Berhasil Menjadi Dokter Dengan Dukungan Penuh dari Ayahnya yang Down Syndrome