Amandel Wanita Ini Tumbuh Kembali Setelah 40 Tahun Lakukan Operasi Pengangkatnya

SURATDOKTER.com - Katy Golden, seorang wanita asal Amerika Serikat, baru-baru ini mengalami peristiwa mengejutkan yang membuatnya kembali menjalani operasi pengangkatan amandel setelah lebih dari empat dekade sejak operasi pertama.

Cerita unik ini menjadi perhatian setelah ia membagikan pengalamannya dalam sebuah wawancara dengan salah satu media lokal.

Golden pertama kali menjalani operasi pengangkatan amandel pada tahun 1983, ketika usianya baru lima tahun.

Prosedur tersebut dilakukan untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan, termasuk infeksi pada telinga bagian dalam. Operasi berjalan lancar, dan ia tidak menghadapi komplikasi berarti setelahnya.

Baca Juga: Ketahui Syarat dan Prosedur Operasi Amandel Menggunakan BPJS, Mudah dan Lengkap!

Namun, bertahun-tahun kemudian, Golden mulai menyadari bahwa ada lipatan di bagian belakang tenggorokannya yang sering terasa meradang saat ia sakit tenggorokan.

Ketika sakit tenggorokannya semakin parah pada musim gugur tahun lalu, Golden memutuskan untuk menemui dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT). Di sinilah kejutan terjadi.

Dokternya, Cynthia Hayes, menemukan bahwa amandel Golden ternyata telah tumbuh kembali. Penemuan ini awalnya sulit dipercaya oleh Golden.

Ia tidak menyangka bahwa bagian tubuh yang sudah diangkat sejak kecil justru menjadi penyebab rasa sakitnya saat ini.

Amandel adalah jaringan berdaging yang terletak di bagian belakang tenggorokan dan berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Namun, pada beberapa orang, amandel dapat menjadi sumber masalah, seperti peradangan kronis, infeksi, atau bahkan mengganggu pernapasan saat tidur.

Oleh karena itu, dokter sering merekomendasikan pengangkatan amandel pada anak-anak untuk mengurangi risiko komplikasi di masa depan.

Baca Juga: 5 Obat Amandel Alami yang Bisa Ditemukan di Rumah

Pertumbuhan kembali amandel setelah operasi dikenal sebagai fenomena langka, tetapi bukan hal yang mustahil.

Menurut para ahli, kemungkinan ini dapat terjadi pada sekitar 6% kasus, terutama jika operasi dilakukan dengan metode tertentu.