Sejak 2003, lebih dari 900 kasus H5N1 pada manusia dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia, dengan tingkat kematian lebih dari 50 persen. Meski sebagian besar kasus terjadi di Asia, insiden ini menjadi pengingat bahwa flu burung tetap menjadi ancaman kesehatan global.
Dr. Bonnie Henry, seorang pejabat kesehatan provinsi di British Columbia, mengatakan bahwa remaja ini mungkin lebih rentan terhadap penyakit parah karena sistem kekebalannya belum terbiasa menghadapi flu musiman, yang dapat memberikan perlindungan silang.
Henry juga menyatakan bahwa meskipun flu burung jarang menular antar-manusia, investigasi menyeluruh akan terus dilakukan untuk memahami situasi ini.
Menurut para ahli kesehatan, termasuk Dr. Jennifer Nuzzo dari Universitas Brown, kasus ini mencerminkan ancaman serius yang ditimbulkan oleh flu burung terhadap kesehatan masyarakat.
Mereka mendesak upaya lebih besar untuk mengendalikan penyebaran virus dan mencegah dampak yang lebih luas.
Kasus pertama flu burung H5N1 pada manusia di Kanada ini menjadi pengingat bahwa langkah pencegahan dan pengawasan harus terus ditingkatkan.
Baca Juga: Australia dan Selandia Baru Bentuk Satuan Tugas Untuk Bersiap Hadapi Flu Burung Ganas
Risiko mungkin rendah, tetapi dampaknya terhadap individu dan masyarakat bisa sangat besar. Dalam situasi seperti ini, koordinasi antara pejabat kesehatan, dokter hewan, dan masyarakat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.***
Artikel Terkait
WHO Konfirmasi Kematian Pertama Flu Burung H5N2
Waspada! Flu Burung H5N2 Telah Menelan Korban Pertama, Ini Penjelasan WHO
H5N2, Flu Burung Jenis Baru, WHO Umumkan Orang Pertama yang Meninggal!
Australia dan Selandia Baru Bentuk Satuan Tugas Untuk Bersiap Hadapi Flu Burung Ganas
Kanada Mengkonfirmasi Adanya Kasus Pertama Penularan Flu Burung H5 Pada Manusia