SuratDokter.com - Seorang siswa SMP Negeri 1 STM Hilir, Deli Serdang, Sumatera Utara, bernama Rindu Syahputra Sinaga (14), meninggal dunia sepekan setelah menerima hukuman squat jump sebanyak 100 kali dari guru agamanya.
Hukuman tersebut diberikan karena Rindu tidak dapat menghafal materi pelajaran agama, dan insiden ini menjadi viral di media sosial setelah beredar foto jenazah korban.
Kronologi kejadian bermula ketika Rindu dihukum pada Kamis (19/9/2024) oleh seorang guru agama honorer di sekolahnya.
Sepulang sekolah, Rindu mengeluh kepada ibunya, Yuliana Padang, bahwa kakinya sakit akibat hukuman tersebut. Keesokan harinya, Rindu mengalami demam dan dibawa ke klinik sebelum dirujuk ke RSU Sembiring Deli Tua.
Pada Kamis (26/9/2024), Rindu meninggal dunia setelah seminggu berjuang melawan rasa sakit.
Baca Juga: Wabah Bakteri Pemakan Daging Menyerang Warga Jepang, Sudah 77 Tewas Setelah Terinfeksi 48Jam!
Berdasarkan keterangan polisi, hasil resume medis dari rumah sakit menunjukkan bahwa penyebab kematian korban adalah penurunan kesadaran akibat gangguan elektrolit dan demam, kemungkinan besar disebabkan oleh tifus yang diperparah oleh trauma fisik pada lever dan pembengkakan paha kanan.
Yuliana sempat melaporkan kasus ini ke polisi, namun memutuskan tidak melanjutkan proses hukum lebih lanjut karena tidak ingin jenazah anaknya diautopsi.
Pihak kepolisian masih mendalami kasus ini, sementara peristiwa ini memicu keprihatinan publik atas hukuman fisik yang berlebihan di lingkungan sekolah.
Kasus ini membuka kembali perbincangan mengenai pentingnya perlindungan anak di dunia pendidikan, terutama dalam hal metode pembelajaran dan hukuman yang diberikan kepada siswa.***
Artikel Terkait
Viral! Terekam Perundungan Pada Seorang Siswa SMP di Agam Sumatera Barat
Ketika Guru Berpacaran Dengan Siswa: Ini Bahaya Child Grooming dan Apa yang Bisa Dilakukan Orangtua
Miris Terjadi Kembali Kasus Bullying Siswa SMP di Balikpapan Ramai di Sosial Media, Begini Kronologinya
Miris! Siswa SMP di Kota Batu Malang Dikeroyok Hingga Tewas Karena Menolak Ngeprint Tugas
Siswa SMP di Lampung Alami Gangguan Pendengaran Akibat Ditampar Kepala Sekolah