Vaksinasi Mpox di Australia Masih Rendah, Sedangkan Kasus Cacar Monyet di Sana Meningkat Pesat

SURATDOKTER.com - Kasus cacar monyet atau mpox di Australia mengalami lonjakan tajam, meningkat hingga 570 persen sejak Juli 2024.

Berdasarkan laporan Australian Broadcasting Corporation, sebagian besar kasus terjadi di negara bagian New South Wales, yang menyumbang lebih dari setengah dari total kasus yang dilaporkan.

Epidemiolog dari Universitas New South Wales (UNSW), Andrew Grulich, mengungkapkan bahwa Australia saat ini sedang menghadapi wabah mpox terbesar dalam sejarah negara tersebut.

Baca Juga: Kasus Mpox di Australia Alami Lonjakan Sejak Juli Tahun Ini

Penyakit ini menyebar dengan cepat, terutama di wilayah pinggiran kota yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan.

Meski vaksin mpox, yang dikenal sebagai Jynneos, sudah tersedia secara luas di Australia, tingkat vaksinasi di negara ini masih sangat rendah.

Sejak program vaksinasi dimulai, Australia telah memberikan 106.519 dosis vaksin. Namun, di tahun 2024, hanya 22.795 dosis yang berhasil disuntikkan.

Angka ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi mpox masih jauh dari harapan. Rendahnya minat tersebut diduga terkait dengan anggapan bahwa penyebaran mpox dianggap tidak terlalu mengkhawatirkan.

Baca Juga: Benarkah Mengobati Mpox Cukup Dengan Istirahat Tanpa Harus Minum Obat? Ini Penjelasan Kemenkes.

Meski demikian, para ahli, termasuk Profesor Grulich, memperingatkan bahwa penularan mpox akan terus terjadi hingga tingkat kekebalan populasi meningkat secara signifikan.

Ini menjadi tantangan serius, mengingat vaksinasi adalah salah satu langkah utama untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Di sisi lain, stigma terhadap penderita mpox juga turut mempengaruhi rendahnya tingkat vaksinasi.

Pada tahun 2022, beberapa pasien melaporkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari tenaga medis, yang membuat mereka enggan untuk mendapatkan perawatan atau vaksinasi lebih lanjut.

Untuk mencegah lonjakan kasus yang lebih parah, para ahli menyerukan perlunya kampanye kesadaran publik yang lebih intensif dan merata, terutama di daerah-daerah dengan akses kesehatan yang terbatas.