Di dalamnya, Aulia mengisahkan tekanan yang ia rasakan baik dari segi akademik maupun interaksi dengan para seniornya. "Dia merasa berat dengan pelajarannya, senior-seniornya," ujar Kompol Agus.
Berdasarkan temuan di tempat kejadian perkara, polisi menyebut bahwa Aulia diduga menyuntikkan obat penenang ke tubuhnya sendiri.
Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengakui adanya perundungan dalam PPDS, meskipun menyebut saat ini kasus-kasus tersebut telah berkurang hingga 80%.
Namun, IDI juga menekankan bahwa beban kerja yang panjang, yang kerap kali melebihi 24 jam, menjadi faktor utama yang memicu stres pada para dokter residen.
Kementerian Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) selaku pembina Universitas Diponegoro (Undip) serta Dekan Fakultas Kedokteran Undip untuk melakukan investigasi secara menyeluruh.
Selama proses investigasi berlangsung, kegiatan PPDS Anestesi di RS Kariadi dihentikan sementara untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi para dokter junior agar mereka dapat berbicara dengan bebas tanpa intimidasi dari senior.
Hasil investigasi ini diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai penyebab kematian Aulia dan memastikan bahwa tindakan serupa tidak terjadi lagi di masa depan.
***
Artikel Terkait
Miris Terjadi Kembali Kasus Bullying Siswa SMP di Balikpapan Ramai di Sosial Media, Begini Kronologinya
Yakin Mau Jadi Dokter? Begini Lho Lika-liku Perjalanan Dokter Berikut Gajinya
Kenali Tanda Korban Bullying sebelum Terlambat agar Tidak Ada Lagi Kasus Percobaan Bunuh Diri
Kenali Generasi Strawberry: Lonjakan Kasus Bullying, Dampak dan Cara Mencegah
Kasus Bully Merajalela! Siswi di Cimahi Bunuh Diri Karena Depresi di Bully 3 Tahun!