• Senin, 22 Desember 2025

Gempa dan Tsunami di Jepang, 18 WNI Harus Bermalam di Bukit

Photo Author
- Selasa, 2 Januari 2024 | 15:00 WIB
ilustrasi gedung rubuh imbas tsunami
ilustrasi gedung rubuh imbas tsunami

SURATDOKTER.com - Gempa di Jepang berkekuatan magnitudo 7,6 pada 1 Januari 2024 pukul 16.21 di Prefektur Ishikawa disusul gelombang tsunami setinggi 1,2 meter yang menghantam pelabuhan Wajima.

Tsunami terjadi setelah terjadi beberapa kali guncangan gempa. Prefektur Ishikawa termasuk dalam ‘Major Tsunami Warning’ dan lokasinya dekat dengan titik gempa dilansir dari Badan Meteorologi Jepang.

Gempa ini setidaknya mengakibatkan enam korban meninggal di Semenanjung Noto dekat Prefektur Ishikawa menurut data kantor berita NHK. Sementara ribuan orang yang terdampak memilih bermalam di area evakuasi setelah himbauan untuk mengungsi ke area lebih tinggi.

Pembagian perbekalan telah dilakukan militer Jepang seperti persediaan makanan, air, dan selimut.

Dilain sisi sebanyak 18 WNI yang berada di Kota Suzu, Prefektur Ishikawa harus bermalam di atas bukit dan terpaksa bermukim di luar ruangan karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Diketahui saat itu suhu di Jepang mencapai 0 derajat celcius maka bersama warga setempat mereka membuat api unggun untuk menghangatkan diri.

Tsunami ini dipicu gempa magnitudo 7,6 di pesisir utara dan tengah Jepang. Terdapat peringatan resmi bahwa gelombang tsunami diperkirakan dapat mencapai 5 meter di beberapa tempat.

Yoshimasa Hayashi sekretaris kabinet jepang menyatakan terdapat enam kasus orang terjebak reruntuhan gedung dalam konferensi pers senin (01/01/2024) lalu.

Pemerintah jepang sebelumnya telah memberi peringatan untuk evakuasi ke dataran yang lebih tinggi pada penduduk wilayah pesisir Noto di Prefektur Ishikawa dilansir NHK.

Pada Senin malam pemerintah Jepang telah menurunkan status siaga ke yang lebih rendah dari tingkat “peringatan tsunami besar” ke “peringatan tsunami” untuk wilayah Noto.

Terpaksa Bermalam di Atas Bukit

Salah satu dari 18 WNI Rizal Sokobiki yang tinggal area terdampak mengatakan terpaksa bermalam di atas bukit setelah gempa mengakibatkan listrik padam dan masih terjadinya gempa susulan kala itu.

Rizal menceritakan bahwa jarak dari laut sangat dekat, sekitar 200 meter. Sontak setelah mendengar peringatan tsunami ia bersama belasan rekannya pergi ke atas bukit.

Rizal dan belasan rekannya adalah WNI yang bekerja di kapal perikanan dan asrama yang mereka tinggali berada di tepi pantai. Rizal juga menyebutkan lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah Jepang saat ini berjarak cukup jauh dari kediamannya.

Tsunami Menghantam Hingga Pantai Timur Korea Selatan

Badan Meteorologi Korea Selatan melaporkan gelombang tsunami mencapai pantai timur Korea Selatan dengan ketinggian mencapai 45 cm. Badan terkait juga memperingatkan tsunami dapat berkembang dari gelombang awal dengan kemungkinan berlanjut lebih dari 24 jam.

Pemerintah Provinsi Gangwon Korea Selatan telah memperingatkan warga setempat untuk melakukan pencegahan dengan mengungsi ke area yang lebih tinggi disebutkan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Mahfida Ustadhatul Umma

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X