SURATDOKTER.com - Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan dengan pewarna alami Karmin yang terbuat dari serangga.
Publik pun dibuat terkejut setelah mengetahui fakta ini.
Meskipun beberapa dari mereka tidak begitu mempermasalahkannya.
Tak sedikit pula yang mempermasalahkan hal ini dari segi bahan.
Pasalnya, beberapa netizen menganggap Karmin menjijikkan jika digunakan sebagai bahan pewarna makanan atau minuman.
Baca Juga: Mengenal Karmin, Pewarna Makanan dari Serangga
Pewarna Karmin adalah pewarna alami yang dibuat dari serangga cochineal .
Serangga ini hidup dengan menghirup kelembaban dan nutrisi dari tanaman kaktus.
Karmin mengandung asam karminat yang menghasilkan warna merah pekat yang berguna untuk membuat tampilan makanan dan minuman menjadi lebih menarik.
Tak perlu khawatir, Lembaga Pengkajian Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) telah memastikan semua produk yang mengandung Karmin mendapat izin dari BPOM sehingga aman untuk dikonsumsi.
Selain itu, MUI juga telah menyatakan pewarna Karmin ini halal setelah melakukan berbagai proses kajian yang mendalam.
MUI berpendapat serangga cochineal ini memiliki ciri yang mirip dengan serangga belalang karena darahnya tidak mengalir.
Selain digunakan pada produk pangan dan minuman seperti susu dan es krim pewarna Karmin juga sering digunakan sebagai bahan pewarna alami kosmetik, terutama lipstik.
Secara ekonomis, jika dibandingkan dengan pewarna sintetis, pewarna Karmin terbilang lebih murah karena serangga cochineal lebih mudah dibudidayakan.