kesehatan

Benarkah Golongan Darah O Lebih Sering Digigit Nyamuk? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Jumat, 7 November 2025 | 09:00 WIB
ilustrasi untuk golongan darah tipe o

SURATDOKTER.com - Di berbagai negara tropis, termasuk Indonesia, banyak orang mengeluhkan bahwa mereka lebih sering menjadi “santapan” nyamuk dibanding orang lain.

Salah satu mitos yang paling sering dibicarakan adalah bahwa pemilik golongan darah O lebih sering digigit nyamuk dua kali lipat dibanding golongan darah A. Apakah ini hanya kebetulan, atau ada penjelasan ilmiahnya?

Baca Juga: Hipoksemia: Ketika Darah Kekurangan Oksigen dan Tubuh Mulai Memberi Sinyal Bahaya

Nyamuk Tidak Menggigit Sembarangan

Sebelum membahas golongan darah, perlu dipahami bahwa nyamuk tidak memilih mangsa secara acak. Serangga kecil ini menggunakan kombinasi indra penciuman dan sensor panas untuk menemukan targetnya.

Nyamuk betina—yang membutuhkan darah untuk menghasilkan telur—lebih tertarik pada karbon dioksida (CO₂), bau tubuh, suhu kulit, dan kelembapan permukaan kulit manusia. Semakin tinggi kadar CO₂ yang dikeluarkan seseorang, semakin mudah nyamuk mendeteksinya.

Selain itu, zat kimia seperti asam laktat, amonia, dan asam urat yang keluar melalui keringat juga berperan besar dalam menarik perhatian nyamuk.

Orang yang banyak berkeringat atau memiliki metabolisme tinggi umumnya lebih disukai nyamuk karena aromanya dianggap “menarik” bagi serangga tersebut.

Apa Hubungannya dengan Golongan Darah?

Penelitian pertama yang membahas hubungan antara golongan darah dan gigitan nyamuk dilakukan di Jepang pada tahun 2004. Hasil penelitian yang dimuat dalam Journal of Medical Entomology menemukan bahwa nyamuk Aedes albopictus—jenis yang sama dengan penyebar demam berdarah—lebih sering hinggap pada orang bergolongan darah O dibanding A.

Dalam penelitian itu, sekitar 83% nyamuk memilih kulit orang bergolongan darah O, sementara hanya 47% yang tertarik pada golongan darah A. Perbedaannya cukup signifikan dan menunjukkan bahwa jenis darah memang bisa memengaruhi preferensi nyamuk.

Mengapa demikian? Para ahli menduga hal ini berkaitan dengan antigen dan senyawa kimia yang dikeluarkan melalui kulit. Orang bergolongan darah O memiliki pola kimiawi permukaan kulit yang berbeda dibanding golongan darah lainnya. Senyawa tersebut dapat terdeteksi oleh reseptor penciuman nyamuk dan membuatnya lebih tertarik.

Baca Juga: Obat Alami Penjaga Jantung Sehat: Dari Dapur ke Pembuluh Darah

Bukan Satu-satunya Faktor

Meski penelitian ini cukup menarik, para ilmuwan menegaskan bahwa golongan darah bukan satu-satunya alasan seseorang lebih sering digigit nyamuk. Faktor lain yang berpengaruh antara lain:

  1. Kandungan CO₂ yang dihembuskan — orang bertubuh besar atau sering beraktivitas berat mengeluarkan lebih banyak CO₂, sehingga lebih mudah menarik nyamuk.
  2. Suhu dan kelembapan kulit — kulit yang lebih hangat dan lembap memberikan sinyal bagi nyamuk bahwa mangsa memiliki aliran darah aktif.
  3. Warna pakaian — nyamuk cenderung tertarik pada warna gelap seperti hitam, biru tua, atau merah karena mudah terlihat dari kejauhan.
  4. Kehamilan — wanita hamil mengeluarkan lebih banyak CO₂ dan memiliki suhu tubuh sedikit lebih tinggi, sehingga lebih rentan digigit.
  5. Konsumsi alkohol — beberapa studi menunjukkan bahwa minum alkohol dapat meningkatkan suhu tubuh dan aroma kulit, membuat nyamuk lebih tertarik.

Fakta Unik: Sekitar 80% Orang “Menyebarkan Aroma Golongan Darah”

Sebuah penelitian lain menyebut bahwa sekitar 80% orang secara alami mengeluarkan zat kimia tertentu yang disebut secretion markers, yang menandakan golongan darahnya melalui keringat atau kulit.

Artinya, sebagian besar orang tanpa sadar “memancarkan” aroma golongan darah mereka. Inilah yang kemungkinan besar membantu nyamuk memilih target yang dianggap paling menarik secara biologis—terutama pada orang bergolongan darah O.

Halaman:

Tags

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB