SuratDokter.com-Hujan masih mengguyur beberapa wilayah di Indonesia meskipun musim kemarau sedang berlangsung.
Fenomena yang disebut sebagai kondisi kemarau basah ini terjadi ketika curah hujan masih tinggi walaupun sudah musim kemarau tiba.
Di Indonesia sendiri, musim panas atau musim kemarau berlangsung ketika curah hujan kurang dari 50 mililiter setiap bulannya.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kemarau basah, yakni curah hujan mencapai lebih dari 100 militer perbulan.
Fenomena ini dipengaruhi oleh atmosfer regional dan global. Seperti perubahan suhu pada permukaan laut, keberadaan La Nina, aktifnya angin monsun, serta pengaruh dari Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.
Baca Juga: Musim Kemarau Tapi Masih Hujan? Kenali Istilah Kemarau Basah dan Bahayanya
Prediksi Kemarau Pada Tahun 2025
Menurut prediksi BMKG sekitar 403 zona musim (ZOM) di Indonesia akan mengalami periode kemarau pada April hingga Juni.
Sedangkan puncaknya akan berlangsung pada bulan Agustus. Musim kemarau di Indonesia bervariasi tergantung wilayah.
Prediksi kemarau di Sumatera berkisar 3-12 dasarian. Dasarian merupakan rentang waktu 10 hari.Sedangkan musim kemarau di wilayah Jawa diperkirakan terjadi sekitar 10-21 dasarian tergantung wilayahnya.
Sementara musim kemarau di wilayah Kalimantan diprediksi akan berlangsung sekitar 3-15 dasarian. Di wilayah Sulawesi berkisar 3-24 dasarian.
Musim kemarau diperkirakan berkisar 13-24 dasarian pada wilayah NTB, NTT dan Bali. Sekitar 3 hingga 9 dasarian diperkirakan pada sebagian wilayah Maaluku.
Sedangkan di wilayah papua kemarau diprediksi akan berlangsung sekitar 3-21 dasarian.
Baca Juga: Cuaca Panas tapi Kok Hujan, Sampai Kapan Kemarau Basah Akan Terjadi