SURATDOKTER.com - Pada Minggu (24/03/2024) beredar video viral di akunX milik @convomf mengenai kasus kematian seorang warga Solo, Jawa Tengah karena penyakit kencing tikus atau leptospirosis.
Cuitannya hingga hari ini sudah diputar, dikomentari, dibagikan lebih dari 3.6juta kali.
Dalam tayangannya itu diketahui seorang pria berinisial AT (39tahun) tidak menyangka akan kematian ibunya SH (60tahun).
SH mengalami demam, pusing dan mual tapi tidak bisa muntah pada hari Minggu. Gejalanya ini sama seperti otang terkena flu atau masuk angin
Namun pada hari Selasa, SH merasa keadaannya memburuk hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Sayangnya keadaanya semakin turun sehingga SH meninggal pada hari Rabu Sore. Dokter mengindikasikan bahwa SH meninggal karena penyakit leptospirosis.
Walau demikian SH mengatakan bahwa rumah ibunya di Kadipiro tidak pernah kebanjiran. Namun memang adik ibunyapun meninggal karena penyakit leptospirosis bertahun-tahun lalu.
Selain itu akunX milik @little_secret9 menanyakan hal yang sama dengan tambahan kalimat, "Bahaya sekali penyakit leptospirosis sudah merenggut nyawa 2 orang: 1 warga Solo, 1 warga Boyolali dalam seminggu terakhir."
Begitu berbahayanya penyakit leptospirosis ini, jadi ada baiknya kita waspada dan mencegahnya!
Sebenarnya Apa Itu Leptospirosis
Leptospirosis adalah salah satu penyakit yang ditularkan karena bakteri leptospira interrogans melalui kencing atau darah tikus, anjing bahkan hewan ternak.
Bakteri ini dapat masuk melalui kulit yang lecet, selaput lendir yang terkena kontak dengan air banjir, selokan, lumut yang terininfeksi.
Selain itu penyebaran penyakit ini bisa juga dengan memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri ini.
Penelitian juga mengungkapkan bahwa penyakit leptospirosis ini bisa menular melalui hubungan seksual dan pemberian ASI.
Adapun gejala yang biasa dialami oleh penderita penyakit leptospirosis adalah :
1. Demam mendadak,
2. Lemah,
3. Mata merah,
4. Kulit kekuningan,
5. Sakit kepala,
6. Nyeri otot betis,
7. Diare,
8. Nyeri perut.
Seseorang yang terkena penyakit leptospirosis ini biasanya mengalami 2 fase, yaitu :
Fase pertama atau leptospiremia / septisemik, yaitu terjadi dala. Jangka waktu 2-14hari setelah terinfeksi. Pada fase ini, bakteri masuk dalam darah dan dapat ditemukan dengan tes darah.
Fase kedua atau fase imun, yaitu saat bakteri sudah masuk dalam organ tubuh tertentu terutama biasanya ginjal. Saat ini bakteri dapat ditemukan juga dengan tes urine.
Penyakit leptospirosis ini cukup langka terjadi namun perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, seperti meningitis, pendarahan pada organ tubuh tertentu, radang mata, gagal jantung, kerusakan ginjal hingga gagal hati.
Juga pada ibu hamil, komplikasi leptospirosis bisa menyebabkan keguguran.
Penyakit leptospirosis yang tidak ditangani dengan tepat jiga bisa menimbulkan peradangan anggota tubuh tertentu atau dengan istilah sindrom weil.
Berikut adalah gejala jika sudah mencapai sindrom weil:
1. Demam tinggi,
2. Sesek nafas,
3. Penyakit kuning,
4. Batuk berdarah,
5. Nyeri dada,
6. Penurunan volume urine yang keluar,
7. Feses berwarna kehitaman,
8. Hematuria atau munculnya darah salam urine.
Baca Juga: Berikut Penjelasan Tentang Penyakit Kronis yang Ditanggung BPJS Kesehatan Agar Tidak Salah
Cara Mencegah Terinfeksinya Leptospirosis
Untuk mencegah terinfeksi penyakit ini, maka kita harus meminimkan terjadinya kontak dengan benda yang terinfeksi, caranya:
1. Gunakanlah pelindung tangan, sarung tangan juga sepatu boot saat membersihkan rumah, selokan atau area lainnya yang mungkin terpapar bakteri ini.
2. Biasakan mencuci tangan dengan benar sebelum dan setelah melakukan aktivitas.
3. Jika rumah tergenang banjir, segera membersihkan dengan cairan pembersih antiseptik setelah banjir reda.
4. Segera menutup luka dengan plester atau perban.
5. Menyimpan dan menutup makanan sehingga tidak terkontaminasi oleh tikus.
6. Menempatkan perangkap tikus agar dapat mengendalikan populasi tikus di sekitar tempat tinggal.
7. Membereskan barang sehingga tidak menjadi tempat berkembangbiaknya tikus.
Penanganan Leptospirosis
Jika seseorang mengalami gejala ringan, sebenarnya tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 7hari.
Tapi seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri kepada dokter atau petugas kesehatan agar bisa ditangani dengan cepat.
Biasanya untuk gejala ringan, dokter akan memberikan obat antibiotik, obat anti nyeri dan obat penurun demam.
Sedangkan untuk gejala yang lebih parah, dokter akan menyarankan rawat inap sehingga pemberian antibiotik bisa dilakukan secara injeksi, dan cairan infus untuk mencegah dehidrasi.
Bahkan pemasangan ventilator akan dilakukan jika pasien sampai mengalami gagal nafas. Juga transfusi darah, jika organ dalam pasien mengalami pendarahan berat. Terakhir adalah cuci darah apabila infeksi leptospirosis mengakibatkan pasien mengalami gagal ginjal.***