SURATDOKTER.com - Golongan darah sering dikaitkan dengan karakteristik seseorang. Beberapa negara mempercayai bahwa golongan darah memengaruhi kepribadian manusia.
Di antaranya adalah negara Jepang dan Korea Selatan yang bahkan menjadikan golongan darah sebagai bahan pertimbangan dalam merekrut karyawan.
Benarkah golongan darah memengaruhi kepribadian manusia? Bagaimana awal mula kepercayaan tersebut?
Baca Juga: Apa Saja Tipe Kepribadian Seseorang yang Perlu Dihindari? Yuk Simak Penjelasan Lengkapnya!
Sejarah munculnya teori golongan darah memengaruhi kepribadian
Anggapan bahwa golongan darah memengaruhi kepribadian berawal dari abad ke-20, dilansir dari Big Think, ketika pemikiran rasial dan eugenika sangat berkembang di seluruh dunia. Salah satunya adalah Nazi Jerman dalam pimpinan Adolf Hitler yang sangat terobsesi kepada ras murni.
Pemikiran tersebut pun menyebar hingga ke Jepang. Seorang psikolog sosial, Takeji Furukawa, menerbitkan hasil studi dalam makalahnya yang berjudul "A Study of Temperament and Blood-Groups."
Menurutnya, perbedaan antigen di permukaan sel darah merah menciptakan perbedaan respons biologis yang membentuk kepribadian.
Selain itu, Furukawa juga menghubungkan jenis golongan darah dengan kategori tipe kepribadian Hippocrates, yaitu optimis, apatis, mudah tersinggung, dan melankolis.
Baca Juga: Mengenal Golden Blood atau Rhesus Null Darah Paling Langka di Dunia
Penelitian tersebut mendapatkan hasil sebagai berikut:
- Golongan darah O merupakan kepribadian yang apatis, cenderung santai dan cinta damai.
- Golongan darah A merupakan kepribadian yang melankolis, cenderung mandiri, dan pemikir yang mendalam.
- Golongan darah B merupakan kepribadian orang yang optimis, suka bergaul, dan aktif bersosial.
Teori kepribadian golongan darah dalam konsep Jepang tersebut kemudian dikenal sebagai ketsueki-gata.
Keyakinan Furukawa terhadap penelitiannya berguna dalam bidang eugenika tersebut membuat konsep golongan darah itu sangat berpengaruh di Jepang hingga ranah pekerjaan.
Teori golongan darah memengaruhi kepribadian manusia diperkuat dengan diterbitkannya buku berjudul Understanding Affinity by Blood Type pada tahun 1971 oleh jurnalis bernama Masahiko Nomi.
Baca Juga: Begini Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah yang Sering Dikira Sama Padahal Berbeda