SURATDOKTER.com - Dalam dunia kedokteran, masuk angin atau yang dikenal dengan malaise atau gejala mirip flu, umumnya menimbulkan gejala seperti demam, menggigil, keringat dingin, pegal-pegal, kembung, pilek, mual, muntah, dan diare.
Terapi tradisional, seperti kerokan yang berasal dari Tiongkok (gua sha), sering digunakan untuk meredakan gejala masuk angin dengan menggaruk bagian tubuh seperti punggung atau leher menggunakan logam, menghasilkan garis warna merah dan bintik merah sesuai alur kerokan.
Meskipun secara tradisional dipercaya dapat meningkatkan aliran darah, mengurangi peradangan, dan meredakan rasa pegal, namun keamanan melakukan kerokan saat hamil masih memerlukan pertimbangan.
Apakah tindakan ini dapat membantu mengurangi gejala masuk angin atau justru berisiko memperparahnya tetap perlu dikonsultasikan dengan tenaga medis.
Efek Samping Kerokan Saat Hamil
Walaupun kerokan masih dianggap sebagai pilihan untuk mengatasi gejala meriang, sebaiknya lebih berhati-hati terhadap kemungkinan efek samping yang dapat muncul jika kerokan dilakukan dengan tekanan yang berlebihan.
Baca Juga: Penyebab Kembung Pada Ibu Hamil
Beberapa efek samping tersebut melibatkan:
- Kontraksi Dini: Gerakan kerokan dapat menimbulkan peradangan pada kulit, memicu pelepasan hormon prostaglandin, yang berisiko menyebabkan kontraksi pada rahim dan meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur.
- Potensi Infeksi Bakteri atau Virus: Kerokan bisa membuka pori-pori kulit, meningkatkan risiko infeksi dari bakteri dan virus.
- Kelahiran Prematur: Kontraksi yang dipicu oleh kerokan dapat mempercepat proses kelahiran, terutama jika kerokan dilakukan dengan intensitas tinggi.
- Inflamasi: Peradangan akibat kerokan dapat meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah dan menyebabkan reaksi kardiovaskular yang meningkatkan suhu tubuh.
- Ketergantungan: Kebiasaan berlebihan dalam melakukan kerokan dapat menimbulkan ketergantungan, di mana seseorang terus melakukan kerokan setiap kali merasa tidak enak badan.
- Pori-Pori Melebar: Gerakan kerokan yang menyebabkan luka pada kulit dapat menyebabkan melebarnya pori-pori, mengubah tampilan kulit di area yang dikerok.
Sebelum memutuskan untuk melakukan kerokan, disarankan agar berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk memahami secara lebih mendalam mengenai risiko dan manfaatnya, terutama jika kerokan dilakukan dengan intensitas tinggi atau menjadi kebiasaan yang berlebihan.
Pijat Lebih Baik untuk Ibu Hamil
Meskipun kerokan tidak disarankan untuk ibu hamil, disarankan alternatif lain bagi ibu hamil yang tidak merasa baik atau mengalami gangguan kesehatan, yaitu melalui pijatan.
Pijatan dapat memberikan kenyamanan kepada ibu hamil tanpa risiko pecahnya pembuluh darah kapiler yang mungkin terjadi akibat kerokan.
Pijatan yang lembut lebih disarankan daripada kerokan, karena kerokan yang terlalu dalam berisiko menyebabkan infeksi kulit selulitis.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Mengonsumsi Obat Batuk? Simak Jawaban dan Efek Sampingnya
Jika ibu hamil merasa tidak enak badan dan kondisi kehamilannya tidak memungkinkan untuk kerokan, disarankan untuk mengonsumsi vitamin dan buah dengan rekomendasi dari ahli kandungan, bukan yang diperoleh secara bebas.
Cara Mengatasi Masuk Angin Saat Hamil Tanpa Kerokan
Masuk angin secara alami akan sembuh ketika sistem kekebalan tubuh pulih. Menggunakan kerokan akan berisiko jika tidak dilakukan dengan benar.