SURATDOKTER.com - Pada tahun 1900, seorang imunologis Austria, Karl Landsteiner, menemukan sistem penggolongan darah. Sebelum itu, proses transfusi darah ada yang sukses tapi juga menyebabkan kematian pasien.
Pada awalnya golongan darah dibedakan menjadi A, B, dan C yang kemudian diganti menjadi O yang berasal dari bahasa jerman onhe yang berarti tidak ada atau tanpa.
Perubahan nama ini untuk mempermudah penyebutan dan menunjukkan golongan darah O tidak mengandung antigen A maupun B.
Golongan darah O dibagi menjadi rhesus positif dan negatif. Golongan darah ini sangat banyak dibutuhkan apalagi saat kondisi darurat.
Golongan Darah O Negatif
Golongan darah O- disebut juga pendonor universal karena kecocokannya terhadap semua golongan darah dengan rhesus positif maupun negatif.
Baca juga: Perbedaan Rhesus Positif dan Negatif pada Darah. Mengapa Penting untuk Memahaminya?
Pada pasien darurat yang mengalami pendarahan parah misalnya karena kecelakaan, golongan darah O- menjadi penyelamat karena tidak akan menyebabkan respon imun tubuh.
Sistem imun melindungi tubuh dari serangan benda asing. Jika antigen yang tidak sesuai masuk ketubuh, sistem imun akan masuk ke mode pertahanan dan menolak transfusi darah yang dapat menyebabkan kematian.
Walaupun kebutuhannya tinggi, golongan darah O- merupakan golongan yang jarang ditemukan yang hanya ada pada sebanyak 7% dari total populasi manusia.
Selain itu, orang dengan golongan darah O- hanya dapat menerima transfusi dari sejenisnya. Hal ini yang membuat kebutuhan atas golongan darah O- sangat tinggi.
Golongan Darah O Positif
Jika golongan darah O- adalah golongan yang paling dicari, golongan darah O+ merupakan yang paling sering diberikan untuk transfusi.
Dari total populasi, sebanyak 37% memiliki golongan darah O+. Orang dengan golongan darah positif (A+, B+, AB+ dan O+) dapat menerima transfusi.
Menurut Redcrossblood.org, sebanyak 80% dari total populasi memiliki golongan darah positif. Walaupun bukan pendonor universal, darah dengan golongan darah O+ sangat banyak dibutuhkan.
Golongan darah O+ sering diberikan pada pasien darurat pendarahan menggantikan O-. Hal ini dikarena risiko terjadinya reaksi lebih rendah dan lebih banyak tersedia daripada golongan O-.
Golongan darah O juga disebut sebagai pahlawan untuk bayi (Heroes for Babies). Dilansir dari Redcrossblood.org, golongan darah O+ yang negatif virus CMV (Cytomegalovirus) merupakan darah paling aman untuk bayi baru lahir dengan gangguan imun.
Golongan darah O sangatlah penting dan selalu menjadi prioritas saat pendonoran. Kamu bisa membantu dengan mendonorkan darah ke cabang Palang Merah Indonesia (PMI) terdekat di kotamu.***
Artikel Terkait
Mitos atau Fakta, Golongan Darah 0 Paling Disukai Nyamuk
Perbedaan Rhesus Positif dan Negatif pada Darah. Mengapa Penting untuk Memahaminya?