- Stres pada Bayi dalam Kandungan: Ketika ibu sering bertengkar dengan suami selama hamil, ibu menjadi stres dan kondisi mentalnya bisa memengaruhi bayi yang dikandungnya. Stres dapat meningkatkan hormon kortisol dalam tubuh ibu, yang bisa mengganggu aliran darah ke bayi yang sedang dikandung. Akibatnya, risiko bayi lahir prematur dan memiliki berat badan rendah pun meningkat.
- Sistem Kekebalan Tubuh Menurun: Stres saat hamil bisa membuat sistem kekebalan tubuh ibu dan bayi menurun, meningkatkan risiko terkena penyakit yang dapat membahayakan kesehatan bayi yang belum lahir.
- Gangguan Perkembangan Otak Bayi: Stres selama kehamilan dapat meningkatkan risiko bayi mengalami kecemasan yang berdampak pada perkembangan otaknya. Misalnya, dapat menyebabkan gangguan fungsi otak serta kesulitan dalam merespons hal-hal yang menakutkan.
- Risiko Keterlambatan Perkembangan Motorik dan Mental: Kemarahan ibu pada suami selama hamil juga dapat meningkatkan risiko keterlambatan perkembangan motorik dan mental pada bayi yang akan lahir.
Walaupun masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami dampaknya secara pasti, lebih baik menghindari kemarahan berlebihan saat hamil demi mencegah potensi masalah pada kesehatan bayi yang dikandung.
Cara Menghadapi Ibu Hamil yang Sensitif
1. Mendengarkan Curhatan Ibu
Ibu yang sering marah saat hamil biasanya karena perubahan hormon yang tidak terduga. Suami perlu memahami bahwa ibu yang sedang hamil bisa lebih peka. Jika ibu tidak bisa mengatasi emosinya, ia bisa terkena stres dan bahkan depresi.
Oleh karena itu, peran suami sebagai penenang sangatlah penting agar ibu tidak merasa terbebani selama kehamilan. Stres saat hamil juga bisa berdampak pada perkembangan bayi yang dikandung.
Baiknya suami meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah istri setiap hari. Tujuannya adalah agar ibu bisa mengungkapkan perasaannya dengan baik dan tidak menumpuk.
2. Ajak Ibu Keluar Rumah
Cara lain menghadapi ibu yang sering marah saat hamil adalah sering mengajak ibu untuk berjalan di luar rumah. Kondisi mood yang buruk bisa disebabkan oleh kepenatan menjalani aktivitas sehari-hari.
Dengan mengajak ibu untuk berjalan-jalan, perlahan-lahan moodnya akan membaik. Jika memungkinkan, ajaklah ibu untuk liburan ke tempat yang diinginkan. Cara ini dapat membantu mengurangi sensitivitas ibu hamil.
3. Lakukan Latihan Pernapasan
Satu lagi cara mengatasi ibu yang sering marah saat hamil adalah dengan melatih pernapasan. Latihan pernapasan sangat penting bagi ibu hamil untuk menciptakan suasana hati yang tenang.
Latihan pernapasan dapat membuat suasana hati ibu hamil menjadi lebih baik. Jika ibu mulai merasa gelisah atau marah, suami dapat mengajak istri untuk bernapas dalam-dalam dan mengeluarkan napas secara perlahan selama 10 kali. Dengan cara ini, suasana hati ibu hamil akan menjadi lebih baik.
4. Pastikan Tidur yang Cukup dan Berkualitas
Menjamin bahwa ibu hamil mendapatkan tidur yang cukup setiap hari adalah salah satu cara untuk mengatasi kemarahan ibu saat hamil. Terkadang, emosi yang berlebihan bisa disebabkan oleh kelelahan dan kurang tidur.
Terutama bagi ibu yang terlalu banyak berpikir mengenai kehamilan, insomnia bisa terjadi. Kesulitan tidur di malam hari membuat ibu merasa lelah setiap hari. Akibatnya, keinginan untuk marah-marah lebih sering terjadi.
5. Melakukan Aktivitas yang Menyenangkan Bersama
Meskipun sedang hamil, bukan berarti ibu harus terbatas dalam aktivitas. Ibu masih bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama pasangan. Suami bisa mengajak istri untuk melakukan hobi bersama, makan malam di luar, atau sekadar pelukan di kamar.
Kegiatan bersama pasangan bisa membantu mengurangi kekhawatiran dan beban yang dirasakan oleh ibu hamil. Akhirnya, ibu hamil bisa lebih mengendalikan emosinya dan kemarahan jarang terjadi.
Untuk mengurangi konflik saat hamil, istri dan suami perlu saling memahami dan menurunkan ego masing-masing. Komunikasi menjadi kunci yang sangat penting. Suami harus memahami bahwa kehamilan adalah proses yang kompleks bagi wanita karena melibatkan perubahan fisik dan hormonal yang signifikan.
Dari sisi istri, penting untuk dengan jelas menyampaikan hal-hal yang membuatnya merasa tidak nyaman. Lebih baik tidak menahan perasaan tersebut dan mengungkapkannya dengan baik daripada menumpuk hingga menjadi masalah di masa depan.
Selain itu, penting untuk bisa mengakui kesalahan yang telah dilakukan agar masalah tidak berlarut-larut. Tidak ada yang salah dalam mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Artikel Terkait
Berendam Air Panas: Bagaimana yang Aman untuk Ibu Hamil?
Memilih Posisi Tidur yang Tepat untuk Ibu Hamil
Manfaat serta Gerakan Yoga Prenatal yang Aman untuk Ibu Hamil
Hamil di Usia 40 Tahun, ini yang Wajib Diperhatikan
Apa Ibu Hamil Wajib Minum Susu Hamil? Ini Faktanya