SuratDokter.com- Obat herbal telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi pengobatan di banyak budaya di dunia, termasuk di Indonesia.
Sejak zaman kuno, tanaman-tanaman alami telah dimanfaatkan oleh nenek moyang kita untuk menjaga kesehatan, menyembuhkan berbagai penyakit, dan bahkan meningkatkan kualitas hidup.
Di Indonesia, jamu adalah sebuah ramuan herbal yang terbuat dari tanaman-tanaman lokal yang merupakan salah satu bentuk obat herbal yang paling dikenal dan dipraktikkan.
Dari kalangan masyarakat desa hingga kota, jamu telah lama dipercaya memiliki khasiat untuk merawat tubuh, mulai dari meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, hingga memperbaiki kondisi kulit. Banyak orang yang mengandalkan ramuan alami ini sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan modern.
Namun, meskipun jamu telah mengakar kuat dalam budaya Indonesia, tak dapat dipungkiri bahwa ia juga menghadapi tantangan dan kontroversi, terutama dalam hal keamanan dan efektivitasnya.
Baca Juga: Waspada Steroid dalam Minuman Herbal! Pilih yang Aman untuk Kesehatan Lambung!
Berbagai pertanyaan sering muncul mengenai kandungan yang ada dalam produk jamu yang beredar di pasaran. Salah satu isu yang tak jarang menjadi perbincangan adalah penggunaan bahan kimia sintetis, seperti steroid, yang dimasukkan ke dalam beberapa produk jamu untuk meningkatkan efek atau mempercepat proses penyembuhan.
Tentu saja, hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampak jangka panjang bagi kesehatan, yang seringkali bertentangan dengan citra jamu sebagai obat alami yang aman.
Isu Steroid dalam Jamu
Steroid adalah senyawa kimia yang sering digunakan dalam pengobatan modern untuk mengatasi inflamasi, penyakit autoimun, atau gangguan hormonal. Sayangnya, beberapa produsen jamu telah menyalahgunakan bahan ini untuk memberikan efek instan yang dapat menipu konsumen.
Misalnya, jamu untuk mengatasi nyeri sendi atau meningkatkan stamina kadang-kadang mengandung steroid dalam dosis yang tidak terkendali. Hal ini berisiko tinggi karena steroid dapat menyebabkan berbagai efek samping, seperti kerusakan hati, gangguan hormon, hingga risiko jangka panjang seperti osteoporosis.
Banyak konsumen tidak menyadari adanya kandungan ini karena produsen tidak mencantumkannya pada label. Dalam beberapa kasus, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan jamu dengan kandungan steroid berbahaya yang sudah beredar luas di pasaran. Hal ini tidak hanya merugikan konsumen tetapi juga mencoreng reputasi obat herbal secara umum.
Pentingnya Uji Klinis
Kontroversi ini menunjukkan betapa pentingnya uji klinis dalam memastikan keamanan dan efektivitas obat herbal. Uji klinis adalah proses ilmiah yang melibatkan pengujian produk pada manusia untuk memastikan bahwa produk tersebut aman dikonsumsi dan memiliki manfaat yang diiklankan.
Baca Juga: Apakah Ibu Hamil Diperbolehkan untuk Mengonsumsi Obat Steroid?
Sayangnya, banyak produk obat herbal, terutama yang dijual secara online atau tanpa izin resmi, tidak melalui proses ini.