gizi-nutrisi

Singapura Alami Krisis Populasi: Angka Kematian Lebih Tinggi Daripada Angka Kelahiran!

Rabu, 2 Oktober 2024 | 13:52 WIB
Singapura alami krisis populasi!

SuratDokter.com - Singapura diperkirakan akan menghadapi tantangan serius dalam hal krisis populasi pada tahun 2030, ketika angka kematian diproyeksikan akan melampaui angka kelahiran.

Kondisi ini menjadi kekhawatiran besar bagi negara dengan tingkat kesuburan yang terus menurun selama beberapa dekade terakhir.

Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 24.726 kematian warga negara Singapura, meningkat signifikan sebesar 40 persen dibandingkan angka kematian tahun 2014 yang mencapai 17.691.

Sebaliknya, jumlah angka kelahiran di Singapura justru mengalami penurunan.

Pada tahun yang sama, hanya ada 28.877 kelahiran warga negara, menurun 13 persen dari 33.193 kelahiran yang terjadi pada tahun 2014. Angka ini mengindikasikan krisis demografi yang semakin mendalam.

Baca Juga: Singapura Waspadai Penyebaran Mpox atau Cacar Monyet: Perketat Pos Perbatasan

Turunnya angka kelahiran ini dikhawatirkan akan terus berlanjut, terutama dengan tingkat kesuburan yang semakin rendah.

Pada tahun 2023, tingkat kesuburan total di Singapura tercatat berada di angka 0,97, yang berarti rata-rata setiap wanita hanya akan melahirkan kurang dari satu anak selama masa reproduksinya.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Singapura, tingkat kesuburan turun di bawah angka 1.

Profesor Jean Yeung, seorang pakar dari Badan Sains, Teknologi, dan Lembaga Penelitian Singapura, menyatakan bahwa ketika tingkat kesuburan suatu negara terus menurun dalam jangka panjang, populasinya akan menua.

Seiring bertambahnya usia penduduk, jumlah kematian akan secara alami melebihi jumlah kelahiran.

Kondisi ini juga memicu kekhawatiran mengenai cepatnya penuaan populasi di Singapura. Pada tahun 2010, sekitar satu dari sepuluh warga Singapura berusia 65 tahun ke atas.

Namun, diperkirakan pada tahun 2030, rasio ini akan meningkat menjadi satu dari empat orang. Penuaan populasi ini diprediksi akan memberikan tekanan tambahan pada sistem kesehatan dan kesejahteraan sosial di negara tersebut.

Untuk mengatasi krisis ini, pemerintah Singapura telah menerapkan berbagai langkah untuk mendorong masyarakat agar memiliki lebih banyak anak.

Halaman:

Tags

Terkini

Bolehkah Penderita Gerd Mengonsumsi Vitamin D?

Kamis, 4 Juli 2024 | 12:00 WIB