SURATDOKTER.com - Metode egg freezing (oocyte cryopreservation) yaitu metode ekstraksi sel telur untuk dibekukan. Metode ini bertujuan agar kemampuan wanita dalam meningkatkan peluang kehamilan terjaga untuk kedepannya.
Metode egg freezing kini tengah ramai diperbincangkan setelah salah satu artis indo yaitu Olla Ramlan putuskan membekukan sel telur, simak proses egg freezing, peluang kehamilan hingga risiko jika yang didapatkan.
Mengapa Egg Freezing Harus Dipertimbangkan Terlebih Dahulu?
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyebutkan bahwa puncak masa subur dan kualitas telur terbaik wanita berada pada usia 20-30 tahun.
Ketika wanita sudah menginjak usia 30 tahun ke atas, maka masa subur perlahan akan berkurang. Sehingga hal tersebut dapat menjadikan wanita sulit untuk memiliki anak.
Jika memasuki usia 45, kesuburan wanita telah menurun begitu banyak sehingga kehamilan secara alami tidak mungkin terjadi.
Metode egg freezing ini cocok menjadi pilihan yang tepat ketika wanita belum siap untuk hamil, namun ingin meningkatkan peluang kehamilan pada masa mendatang. Terutama ketika sudah tidak berada pada usia yang subur.
Namun perlu diketahui bahwa metode ini berbeda dengan pembekuan telur yang dibuahi atau kriopreservasi embrio.
Sebab, metode egg freezing ini sama sekali tidak membutuhkan sperma karena sel telur tidak akan dibuahi sebelum pembekuan.
Risiko yang Mungkin Terjadi
Metode egg freezing atau pembekuan telur memiliki beberapa risiko yang akan ditimbulkan. Berikut risiko yang dapat terjadi ketika menjalani metode tersebut, yaitu:
1. Efek Samping dari Penggunaan Obat Kesuburan
Penggunaan obat kesuburan yang disuntik seperti hormone luteinizing yang bertujuan untuk menginduksi ovulasi dapat mengakibatkan ovarium menjadi bengkak dan nyeri setelah pengambilan telur atau ovulasi.
Gejala dari efek samping tersebut dapat berupa sakit perut, kembung, mual, muntah hingga diare. Namun, efek samping tersebut jarang terjadi.