news

Pemerintah Kaji Bahasa Portugis di Sekolah: Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental dan Perkembangan Kognitif Anak?

Sabtu, 29 November 2025 | 06:04 WIB
Pemerintah kaji bahasa Portugis di sekolah

SURATDOKTER.com - Penguasaan lebih dari satu bahasa tidak hanya meningkatkan kemampuan komunikasi, tetapi juga memberi dampak positif pada kesehatan otak anak.

Pemerintah kembali meninjau perluasan kurikulum bahasa asing dan mempertimbangkan bahasa Portugis sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah.

Kebijakan ini muncul seiring kebutuhan peserta didik untuk memiliki kompetensi global yang lebih kuat.

Kajian ini menjadi topik menarik karena selain menyangkut kebijakan pendidikan nasional, dampaknya juga berhubungan dengan perkembangan kognitif dan kesehatan mental anak dalam jangka panjang.

Baca Juga: Kemenkes Dukung Program Kondom Gratis untuk Mahasiswa: Upaya Edukasi Seks Aman atau Kontroversi Moral?

Pemerintah Perluas Opsi Bahasa Asing di Sekolah

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa pemerintah sedang membuka ruang bagi hadirnya bahasa baru dalam kurikulum.

Sebelumnya, lima bahasa asing pilihan sudah tersedia di sekolah, yaitu Arab, Perancis, Mandarin, Jepang, dan Korea.

Kebijakan ini selaras dengan upaya memperkuat kemampuan berbahasa sejak dini.

Pemerintah juga telah merencanakan pengajaran bahasa Inggris mulai dari kelas 3 SD pada tahun 2027 sebagai bagian dari peningkatan kesiapan siswa dalam menghadapi dunia global.

Dalam proses peninjauan tersebut, bahasa Portugis masuk sebagai salah satu kandidat mata pelajaran bahasa asing tambahan.

Meskipun demikian, pemerintah menegaskan bahwa kajian ini masih berada pada tahap awal.

Kesiapan Guru dan Sarana Menjadi Penentu Utama

Rencana penambahan bahasa baru tidak dapat dilaksanakan tanpa kesiapan sistem pendidikan. Pemerintah menilai bahwa pelaksanaan harus disesuaikan dengan ketersediaan guru kompeten, materi ajar yang memadai, serta fasilitas yang mendukung.

Kebutuhan ini sangat penting karena ketidaksiapan tenaga pengajar dapat memengaruhi efektivitas proses belajar.

Di beberapa daerah, distribusi guru bahasa asing masih belum merata, sehingga pengembangan kurikulum baru memerlukan pemetaan yang lebih mendalam.

Halaman:

Tags

Terkini