SURATDOKTER.com - Seorang wanita membagikan kisah perjuangannya mendampingi sang ibu yang telah lama menderita diabetes sejak sekitar tahun 2011/2012.
Namun, pada pertengahan tahun 2024, kondisi kesehatan ibunya menurun drastis. Berat badan yang semula berada di kisaran 65 kg, dalam waktu beberapa bulan menyusut hingga hanya 44 kg.
Penurunan ini bukan disebabkan program diet atau upaya penurunan berat badan, melainkan gejala yang tidak diketahui penyebab pastinya.
Selain kadar gula darah yang tidak terkendali, keluhan ibunya semakin banyak. Ia mengalami gangguan pada lambung yang menyebabkan rasa panas dan asam naik hingga ke kerongkongan.
Baca Juga: Tantowi Yahya Pergi ke Penang untuk Medical Check Up: Ini Tanggapan Beliau
Bahkan, aktivitas sederhana seperti membuka tutup botol mineral pun menjadi sulit akibat tubuh yang sangat lemas dan tremor terus-menerus.
Tiga Rumah Sakit di Indonesia Belum Memberikan Hasil Memuaskan
Upaya pengobatan telah dilakukan di tiga rumah sakit berbeda di Indonesia. Namun, hasilnya belum membawa perubahan signifikan.
Mayoritas fokus pemeriksaan diarahkan pada diabetes, sehingga gejala-gejala lain yang menyertai tidak tertangani dengan tepat. Penurunan berat badan ekstrem, gangguan lambung, dan tremor tidak kunjung membaik.
Hal ini membuat keluarga mempertimbangkan untuk mencari opini medis dari luar negeri. Setelah melalui banyak pertimbangan, akhirnya diputuskan untuk membawa sang ibu berobat ke Penang, Malaysia, pada Januari 2025.
Diagnosa Baru: Penyakit Tiroid yang Tidak Terdeteksi Sebelumnya
Setelah pemeriksaan di Penang, dokter mendiagnosis bahwa sang ibu ternyata mengidap penyakit tiroid.
Informasi ini menjadi titik terang karena selama bertahun-tahun gejala tersebut tidak pernah dikaitkan dengan
gangguan tiroid di rumah sakit sebelumnya. Untungnya, penyakit tiroid yang diderita masih berada dalam tahap awal dan tidak memerlukan rawat inap.
Dokter hanya memberikan resep pengobatan untuk tiroid dan tetap melanjutkan obat diabetes. Gejala seperti tremor, lemas, dan gangguan lambung perlahan mulai bisa dikaitkan dengan gangguan hormonal tersebut.
Baca Juga: Kini Berobat di Malaysia Tidak Lagi Murah: Orang Asing Dikenakan Pajak 6 Persen