SURATDOKTER.com - Hingga akhir Mei 2025, sebanyak 39 jemaah haji asal Indonesia masih menjalani perawatan di fasilitas medis yang tersebar di Arab Saudi.
Sebagian besar dari mereka dirawat di rumah sakit pemerintah Arab Saudi, sementara sisanya berada di bawah pengawasan tenaga medis di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Menurut keterangan dari Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah, mayoritas pasien berasal dari gelombang pertama yang sebelumnya tiba di Madinah antara 2 hingga 17 Mei 2025.
Baca Juga: Sakit Setibanya di Madinah, Jemaah Haji Jambi Meninggal Dunia
Setelah sembilan hari berada di kota tersebut, mereka dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Makkah. Namun, kondisi kesehatan membuat 39 orang tidak dapat mengikuti rombongan secara langsung.
Dari jumlah tersebut, sekitar 12 jemaah yang kondisinya mulai membaik direncanakan akan dipindahkan ke Makkah menggunakan kendaraan ambulans.
Sementara itu, jemaah yang masih dalam kondisi lemah akan difasilitasi melalui program safari wukuf, baik yang diselenggarakan oleh KKHI maupun layanan khusus untuk jemaah lanjut usia.
Pemerintah Indonesia, melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), terus melakukan pengawasan ketat terhadap kondisi kesehatan para jemaah.
Petugas juga melakukan penyisiran di hotel dan kawasan sekitar Masjid Nabawi untuk memastikan tidak ada satu pun jemaah yang tertinggal, terutama menjelang berakhirnya layanan gelombang pertama di Madinah.
Setelah fase Madinah usai, fokus pelayanan kini beralih ke Makkah, terutama dalam rangka persiapan menghadapi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Tim medis, logistik, serta petugas layanan haji sudah diberangkatkan ke Makkah sejak 26 Mei untuk memperkuat pelayanan di kota suci tersebut.
Di sisi lain, cuaca ekstrem menjadi tantangan tersendiri bagi para jemaah. Suhu udara di Makkah tercatat mencapai 41°C, yang berpotensi menyebabkan dehidrasi dan kelelahan fisik jika aktivitas ibadah dilakukan secara berlebihan.
Oleh karena itu, petugas mengimbau agar para jemaah mengatur waktu istirahat, mencukupi kebutuhan cairan tubuh, dan tidak memaksakan diri mengikuti seluruh aktivitas di Masjidil Haram.
Baca Juga: Skema Ibadah Haji untuk Jemaah Sakit untuk Menjaga Keabsahan dan Makna Ibadah
Jemaah juga diingatkan untuk tidak berjalan sendirian dan selalu membawa kartu identitas haji saat melakukan umrah wajib. Bagi yang lupa arah, terdapat sembilan titik pos petugas Indonesia di sekitar Masjidil Haram yang siap membantu kapan saja.