news

Permen Karet Ternyata Mengandung Ribuan Mikroplastik Sekalipun Berlabel 'Alami'

Selasa, 22 April 2025 | 06:35 WIB
Permen karet

SURATDOKTER.com - Selama ini, permen karet dikenal sebagai camilan ringan yang menyenangkan dan sering dikonsumsi banyak orang untuk menyegarkan napas, mengurangi stres, atau sekadar mengisi waktu.

Namun, sebuah temuan baru dari tim peneliti di University of California, Los Angeles (UCLA) membuka fakta mengejutkan di balik kebiasaan mengunyah permen karet yang selama ini dianggap sepele.

Penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Chemical Society 2025 di San Diego mengungkap bahwa saat seseorang mengunyah permen karet, ratusan hingga ribuan partikel mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga: Tips Untuk Mencegah Terkonsuminya Mikroplastik!

Yang mengejutkan, hal ini tidak hanya terjadi pada produk berbahan sintetis, tetapi juga pada permen karet yang berlabel "alami".

Peneliti menguji 10 merek permen karet yang beredar di pasaran, yang terdiri dari 5 di antaranya berbahan sintetis, dan 5 lainnya berbahan alami.

Meski begitu, identitas merek tersebut tidak diumumkan ke publik. Dalam studi ini, para peserta diminta mengunyah masing-masing permen selama 4 menit.

Air liur dari aktivitas mengunyah ini kemudian dianalisis untuk mengukur jumlah mikroplastik yang terlepas.

Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata, terdapat sekitar 100 partikel mikroplastik per gram permen karet yang terlepas saat dikunyah.

Dalam beberapa kasus, jumlahnya bahkan mencapai 600 partikel per gram. Jika dirata-rata, seseorang bisa menelan sekitar 200 hingga 250 partikel mikroplastik hanya dari satu potong permen karet.

Salah satu dosen teknik lingkungan dari UCLA menjelaskan bahwa bahan dasar permen karet adalah campuran polimer yang menyerupai plastik.

Bahan inilah yang membuat tekstur permen karet menjadi kenyal dan tidak mudah larut saat dikunyah.

Baca Juga: Bahaya Konsumsi Tinggi Mikroplastik dari Talenan Plastik, Yuk Ganti ke Talenan Kayu!

Pada produk alami, bahan pembuatnya memang berasal dari polimer tanaman. Namun, para peneliti tetap menemukan bahwa produk-produk ini juga tidak sepenuhnya bebas dari unsur plastik.

Halaman:

Tags

Terkini