SURATDOKTER.com - Faisal Basri, seorang ekonom dan akademisi yang namanya telah menjadi ikon dalam dunia ekonomi Indonesia, meninggal dunia pada usia 65 tahun.
Faisal menutup usia di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis lalu (05/9) pukul 03.50 WIB.
Kabar duka ini menggemparkan banyak pihak, termasuk rekan seprofesinya, Chatib Basri, yang membagikan rasa dukanya melalui media sosial X (sebelumnya Twitter). Chatib mengenang Faisal sebagai sosok yang teladan dan berani dalam bersikap.
Lahir pada 6 November 1959 di Bandung, Faisal Basri atau yang juga dikenal sebagai Faisal Batubara, tumbuh dalam keluarga yang sarat dengan pengaruh besar.
Baca Juga: Kronologi Tabrakan Maut Karena Supir Tangki Kena Serangan Jantung
Ayahnya, Hasan Basri Batubara, menjadi inspirasi di balik nama yang disandangnya. Faisal juga merupakan keponakan dari Adam Malik, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia yang turut mewarnai sejarah bangsa.
Sejak muda, Faisal Basri sudah menunjukkan minat yang kuat dalam bidang ekonomi. Ia menempuh pendidikan menengah di SMA Negeri 3 Jakarta, sebelum melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI).
Di kampus ini, ia bukan hanya dikenal sebagai mahasiswa berprestasi, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan.
Faisal turut ambil bagian dalam gerakan melawan Normalisasi Kegiatan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) pada era Orde Baru, sebuah perlawanan yang menandai keberaniannya untuk menyuarakan ketidakadilan sejak dini.
Pendidikan tinggi Faisal Basri tidak berhenti di Indonesia. Beliau memutuskan untuk pendidikan di Vanderbilt University, Amerika Serikat, setelah meraih gelar sarjana.
Di sana, ia berhasil meraih gelar Magister of Arts (MA) pada tahun 1988, sebuah pencapaian yang semakin memperkuat landasan keilmuannya.
Baca Juga: Alasan Mengapa Generasi Baby Boomers, X, Y (atau Milenial), Z, dan Alpha Memiliki Sifat yang Berbeda
Kiprah Faisal dalam dunia akademis sangatlah luas. Beliau mulai mengajar sebagai dosen di FEB Universitas Indonesia sejak 1981. Beberapa mata kuliah kuliah yang diampunya, seperti Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, hingga Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Dedikasinya dalam mendidik generasi muda tidak hanya terbatas di bangku kuliah. Ia juga berperan aktif dalam berbagai program magister dan pascasarjana di UI, serta menjabat posisi penting seperti Ketua Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan FEB UI dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Jakarta.