1. Kejang fokal
Kejang yang melibatkan satu bagian otak, dapat menyebabkan sensasi aneh, gerakan otot tak terkendali, atau perubahan kesadaran.
2. Kejang umum
Kejang yang melibatkan seluruh otak, dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, kejang seluruh tubuh, dan pernapasan yang terhenti.
Penyebab epilepsi beragam, dan tidak selalu dapat diketahui. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko epilepsi meliputi:
- Riwayat keluarga epilepsi
- Cedera kepala
- Stroke
- Infeksi otak
- Gangguan perkembangan otak
Baca Juga: Heboh! 60 Anak Cuci Darah di RSCM, Ketahui Ada Apa Dibaliknya!
Pemicu kejang pada penderita penyakit satu ini berbeda-beda, seperti :
- Kurang tidur
- Stres
- Konsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang
- Paparan lampu berkedip
- Perubahan hormon
- Penyakit tertentu
Diagnosis epilepsi biasanya dilakukan berdasarkan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan tes medis, seperti:
- Elektroensefalogram (EEG): Merekam aktivitas listrik otak
- Pencitraan otak: dilakukan dengan metode CT scan atau MRI untuk melihat struktur otak
- Tes darah: Untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain
Epilepsi dapat dikontrol dengan baik dengan obat-obatan antiepilepsi. Dalam beberapa kasus, operasi otak atau terapi lain mungkin diperlukan.
Epilepsi bukan suatu penyakit yang menular. Orang dengan epilepsi dapat menjalani hidup yang normal dengan pengobatan dan gaya hidup yang tepat.
Baca Juga: Kisah Tragis: Perut Wanita Meledak dan Usus Keluar Setelah Batuk Akibat Covid-19
Diskriminasi terhadap orang dengan epilepsi tidak boleh ditoleransi.
Namun kejadian tabrakan mobil dengan motor dan bajaj di Senen karena epilepsi driver kambuh mengingatkan kita bahwa kejang yang menyebabkan hilangnya kesadaran atau kendali tubuh saat mengemudi dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Maka dari itu, penting untuk memahami aturan dan batasan SIM bagi penderita epilepsi.
Pada beberapa negara, pengemudi epilepsi harus bebas dari kejang selama periode waktu tertentu sebelum diizinkan kembali mengemudi. Lamanya waktu ini bervariasi, dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Pemeriksaan medis oleh dokter yang berkompeten juga mungkin diperlukan sebelum mendapatkan kembali SIM.
Pemberian SIM dengan batasan mungkin diberikan, seperti larangan mengemudi di malam hari atau kewajiban memiliki pendamping. ***