SURATDOKTER.com - Pemilu 2024 ini diwarnai dengan banyak istilah-istilah baru dan unik.
Istilah Silent Majority tengah viral di berbagai sosial media karena tingginya suara salah satu Paslon Pilpres padahal pendukungnya tidak terlalu masif menampakkan diri dalam tanggapan isu-isu selama kampanye.
Kenali mengapa hal itu terjadi dan apa hubungannya dengan kepribadian Gen Z yang dominasi pemilu 2024.
Apa Itu Silent Majority?
Silent majority atau mayoritas yang diam adalah beberapa orang yang tidak menyatakan opini dan pendapatnya tentang sesuatu secara terbuka.
Baca Juga: The Nuruls Istilah yang Viral di Tiktok! Usai Halda Rianta Sebut ini di PotHub
Seperti namanya, silent majority tidak hanya satu orang saja, tetapi dalam jumlah yang besar.
Istilah ini populer di Indonesia karena unggahan politisi Ridwan Kamil dalam akun sosial medianya.
“Pelajaran: silent majority sudah berbicara. Siapa mereka? Mereka yang menyimak namun jarang komen, mereka yang jarang ribut-ribut di medsos tiap akun ini posting politik,” tulis Ridwan Kamil pada Rabu (14/2/2024).
Istilah silent majority awalnya dipopulerkan oleh Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon pada pidatonya pada 3 November 1969.
Ia berusaha meyakinkan masyarakat AS bahwa ia mengambil seluruh tindakan yang diperlukan guna mencapai perdamaian dan mengakhiri Perang Vietnam.
“And so tonight–to you, the great silent majority of my fellow Americans–i ask for your support,” ucapnya.
Hal ini karena tuntutan pekerjaan seperti dituntut untuk netral mengenai politik dan juga beberapa faktor lain seperti kesehatan mental juga kepribadian khusus yang tidak suka berbicara dengan publik.
Menurut Merriam-Webster, silent majority memiliki arti bahwa sebagian terbesar dari populasi suatu negara yang tidak terlibat aktif dalam politik dan tidak menerangkan pendapat politik di depan publik.
Mereka merasa kepentingannya tidak termasuk dan terwakili, menjalani hidup sesuai realita saja tanpa terpengaruh politik atau diskusi publik.