SURATDOKTER.com - Gaza merupakan wilayah dari Palestina yang dihuni kurang lebih 2,3 juta kepala. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki dan kekurangan fasilitas yang mendukung tidak menjadikan warga gaza menjadi pengemis melainkan semangat mereka dalam berjihad terus membara.
Tidak asing lagi terdengar gencaran serangan dari Israel kepada gaza yang dimana merupakan kejadian dari dulu hingga saat ini.
Melihat duka yang telah dialami warga Gaza dan Palestina atas berbagai ancaman membuat masyarakat Indonesia tidak dapat tinggal diam.
Warga Indonesia selalu memberikan bantuan bantuan baik berupa doa maupun material. Dan juga bantuan dari Indonesia untuk warga Palestina adalah membangun fasilitas kesehatan yaitu rumah sakit.
Baca Juga: Krisis Pembalut dan Air, Wanita di Palestina Terpaksa Minum Obat Penunda Menstruasi
Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Indonesia
Jalur Gaza yang merupakan daerah yang sering dilanda serangan, fasilitas kesehatan hanya sedikit untuk dapat ditemui.
Oleh karena itu, MER-C atau Medical Emergency Rescue Committee yang merupakan sebuah organisasi kemanusiaan berpusat di Jakarta,Indonesia menjadi perantara mewujudkan pembangunan sebuah rumah sakit di Jalur Gaza Utara tepatnya di Bayt Lahiya.
Pada tanggal 23 Januari 2009, MER-C melihat kebutuhan atas fasilitas kesehatan yang berfokus pada pusat trauma dan rehabilitas akibat peperangan.
Disertai donasi dari warga Indonesia kian meningkat, maka muncul inisiasi pembangunan rumah sakit ini.
Dengan melakukan pertemuan dengan Menteri Kesehatan Palestina, dr Bassim Naim untuk menyampaikan rencana oleh MER-C dan disambut baik oleh pemerintah setempat.
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Maag, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Setelah satu bulan setelah penandatangan MoU yang ditandatangani oleh dr Joserizal merupakan Jurnalis perwakilan Indonesia dan dr BAssim Naim yang mewakili Gaza, tim MER-C kembali ke tanah air guna menyampaikan pembangunan kepada Menteri Kesehatan RI yaitu dr Siti Fadilah Supari.
Lalu pada 03 Mei 2009, akhirnya MER-C mendapatkan surat tanah wakaf untuk pembangunan rumah sakit dari Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya. Rumah Sakit berdiri pada tanah wakaf dari Pemerintah Palestina seluas 16.261m2.