news

Tragedi Bunuh Diri Seorang Dokter Muda di Jepang, Tuntutan Kerja jadi Sorotan

Rabu, 13 September 2023 | 20:00 WIB
Junko Takashima, ibunda dari Takashima Shingo. (mainichi.jp)

Baca Juga: Mengatasi Polusi Udara, Jokowi Perintahkan WFH di Jakarta

2. Gangguan Keseimbangan Kehidupan

Budaya kerja keras juga berdampak negatif pada keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. 

Orang-orang seringkali merasa sulit untuk menyisihkan waktu untuk keluarga, rekreasi, atau aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. 

Hal ini dapat menyebabkan konflik dalam hubungan pribadi dan menghambat perkembangan individu di luar lingkungan kerja.

3. Kurangnya Inovasi dan Kreativitas

Tekanan untuk mematuhi norma-norma budaya kerja keras dapat menghambat inovasi dan kreativitas. 

Individu cenderung fokus pada mematuhi aturan dan rutinitas yang ada daripada berani mengambil risiko atau mencoba pendekatan baru. 

Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat perkembangan ekonomi dan perkembangan industri di negara tersebut.

Baca Juga: Waspadai 5 Gangguan Mental pada Anak, Bisa Menghambat Tumbuh Kembangnya!

4. Kesulitan Menjaga Karyawan

Budaya kerja keras dapat menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan karyawan yang kompeten dan berbakat. 

Lingkungan kerja yang tidak seimbang dapat menyebabkan kelelahan dan ketidakpuasan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas dan retensi karyawan. Hal ini juga bisa berdampak pada citra perusahaan di mata calon karyawan.

Dengan semakin banyaknya perhatian terhadap isu-isu ini, diharapkan akan muncul perubahan dalam pandangan yang mengarah pada keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan individu. ***

 

 

Halaman:

Tags

Terkini