SURATDOKTER.com - Malaysia tengah menghadapi tantangan besar dalam sektor kesehatan publik.
Selama periode lima tahun terakhir, dari 2020 hingga Februari 2025, tercatat hampir 7.000 tenaga kesehatan memutuskan untuk keluar dari layanan pemerintah dan pindah ke sektor swasta.
Fenomena ini mengindikasikan adanya persoalan struktural yang lebih dalam dan perlu segera direspons secara menyeluruh.
Berdasarkan data resmi, sebanyak 6.919 tenaga kesehatan telah resmi mengundurkan diri dari layanan publik.
Dari angka tersebut, kelompok yang paling banyak meninggalkan pekerjaannya adalah tenaga medis kontrak, diikuti oleh tenaga medis tetap, perawat, dan dokter spesialis tertentu.
Siapa Saja yang Terlibat dalam Gelombang Migrasi Ini?
Rinciannya menunjukkan bahwa 2.141 perawat memutuskan untuk tidak lagi berkarier di sektor publik, yang terdiri atas 1.754 pegawai tetap dan 387 pegawai kontrak.
Di sisi lain, tercatat 1.856 tenaga medis tetap dan 3.846 tenaga medis kontrak turut mengambil langkah serupa.
Tak hanya itu, 1.217 dokter spesialis obstetri dan ginekologi (OBGYN) juga masuk dalam daftar tenaga profesional yang meninggalkan rumah sakit milik pemerintah.
Jumlah tersebut mencerminkan bukan hanya sekadar pergeseran tempat kerja, namun juga potensi krisis sumber daya manusia yang akan berdampak langsung pada kualitas dan kapasitas layanan kesehatan publik di Malaysia.
Mengapa Tenaga Kesehatan Lebih Memilih Sektor Swasta?
Menurut pernyataan dari Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr. Dzulkefly Ahmad, faktor utama yang mendorong para tenaga kesehatan untuk berpindah adalah tawaran kompensasi yang lebih menarik dari sektor swasta. Gaji dan tunjangan yang lebih kompetitif menjadi daya tarik yang tidak bisa diabaikan, terutama di tengah tuntutan kerja yang semakin berat.
Tak hanya itu, menurunnya semangat kerja, terutama di kalangan perawat, juga turut memperburuk situasi. Beban kerja tinggi yang tidak diimbangi dengan penghargaan yang memadai menjadikan tenaga kesehatan merasa kurang dihargai.
Baca Juga: 2 Orang Nakes Dipecat Usai Video Live Saat Bertugas di Ruang Operasi Viral Di Media Sosial
Langkah Awal Pemerintah: Cukupkah?
Untuk mengatasi kondisi ini, Kementerian Kesehatan Malaysia (MOH) telah melakukan beberapa upaya awal. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kapasitas pelatihan perawat menjadi 1.000 orang per tahun, serta memperluas kerja sama antara sektor publik dan swasta.
Artikel Terkait
Menangis di Garis Depan: Kisah Pengabdian Nakes Reygita Dalam Melawan Malaikat Maut dan Menemukan Makna
Ratusan Pegawai dan Nakes RSUP Sardjito Melakukan Aksi Demo Terkait THR yang Hanya Diberikan 30Persen
Pemerintah Upayakan Bantuan Rumah Bersubsidi Bagi Para Nakes
2 Orang Nakes Dipecat Usai Video Live Saat Bertugas di Ruang Operasi Viral Di Media Sosial
Viral! Akibat Jalan Rusak di Donggala Hingga Tidak Bisa Dilalui Ambulans, Jenazah Nakes Dibawa Naik Motor