Ini bukan hanya terjadi dalam proses seleksi pasangan, tetapi berlanjut hingga proses pembuahan, ketika sel telur sendiri membuat keputusan akhir.
Studi ini juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi sperma dalam mencapai sel telur. Dari jutaan sperma yang dilepaskan saat ejakulasi, hanya sekitar 250 yang berhasil mencapai tempat pembuahan.
Dari jumlah itu, hanya sekitar 10% yang aktif dan siap membuahi. Dan pada tahap akhir inilah, sinyal kimia dari telur memegang peran penting.
Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa temuan ini belum bisa langsung digunakan sebagai dasar diagnosa klinis pada kasus infertilitas.
Namun, penelitian ini membuka peluang untuk memahami lebih jauh alasan di balik ketidaksuburan yang belum terjelaskan pada sekitar sepertiga pasangan.
Dengan semakin banyaknya penelitian tentang interaksi antara sperma dan sel telur, harapannya adalah pengembangan metode baru dalam pengobatan kesuburan.
Para ahli percaya bahwa di masa depan, teknologi bisa mengidentifikasi kombinasi sperma dan sel telur yang paling kompatibel untuk meningkatkan peluang keberhasilan program bayi tabung.
Temuan ini membalikkan pandangan lama tentang "sperma tercepat" dan menunjukkan bahwa dalam penciptaan kehidupan, telur wanita ternyata punya suara penting dalam menentukan siapa yang pantas menjadi ayah dari anak yang dikandung.***
Artikel Terkait
5 Tips Meningkatkan Kualitas Sperma Secara Alami: Memperlancar Program Hamil
Cara Memperbanyak Jumlah Sperma
Manfaat Air Rebusan Nanas bagi Kesehatan, dapat Mengatur Kadar Kolesterol dan Meningkatkan Produksi Sperma
Tahukah Kamu, Sperma Ayah Bukan Hanya Membawa DNA Tapi Juga Trauma Masa Kecilnya
Viral! Gadis 14 Tahun Sudah Melahirkan Bayi dan Sang Bapa Berusia 16 Tahun. Ini Yang Harus Dilakukan Jika Kamu Menjadi Orang Tua di Usia Remaja!