Yang mengejutkan, ternyata tersangka baru saja menikah belum lama ini. Namun, status pernikahan tersebut rupanya tidak menghentikan dorongan menyimpangnya.
Hal ini menambah keprihatinan publik terhadap bagaimana seseorang dengan jabatan dan pendidikan tinggi bisa menyalahgunakan posisi serta kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Kabid Humas Polda Jabar menjelaskan bahwa penyidikan terus berlanjut untuk mendalami semua aspek, mulai dari kronologi, motif, hingga latar belakang psikologis pelaku.
Polisi juga memastikan bahwa korban akan mendapatkan pendampingan hukum dan psikologis selama proses berlangsung.
Kasus ini kembali mengingatkan pentingnya pengawasan ketat dalam lingkungan rumah sakit, terutama rumah sakit pendidikan yang menjadi tempat belajar para calon dokter spesialis.
Pendidikan medis seharusnya tidak hanya berfokus pada kemampuan klinis, tetapi juga pada integritas, empati, dan etika profesional.
Masyarakat berharap agar proses hukum berjalan dengan adil dan transparan, serta pelaku dihukum setimpal atas perbuatannya.
Lebih dari itu, evaluasi mendalam terhadap sistem seleksi dan pembinaan peserta didik kedokteran perlu dilakukan agar tragedi serupa tidak kembali terjadi.
Pelayanan medis tidak boleh lepas dari nilai-nilai kemanusiaan, terutama ketika seseorang tengah berjuang di titik paling rentan dalam hidupnya.***
Artikel Terkait
Diduga Malapraktik, Pasien RSHS Bandung Meninggal Usai Operasi Gigi Bungsu
Pasien Operasi Gigi Bungsu di RSHS Bandung Meninggal Dunia
Viral! Kerokan Bisa Sebabkan Stroke? Ini Kata Dokter
Wanita Ini Mabuk Walaupun Tidak Minum: Dokter Menemukan Ususnyalah yang Memproduksi Alkohol
Meski Sudah Dimaafkan, Keluarga Priguna Pelaku Pemerkosaan Keluarga Pasien RSHS Siap Tanggung Jawab