Rangkaian acara tersebut diawali dengan pembagian brosur yang berisi resep dan informasi mengenai kandungan nutrisi dari daun katuk.
Dalam kegiatan itu, ibu-ibu di Desa Rangga Surya diajak untuk belajar secara langsung. Ada demonstrasi pembuatan sirup daun katuk, nugget tahu kelor, dan keripik kelakai. Kegiatan ini mendapat sambutan positif, dengan ibu-ibu yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dan aktif berpartisipasi.
Penerapan edukasi mengenai daun katuk sebagai sumber makanan bergizi diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas ASI, yang pada gilirannya berkontribusi terhadap pencegahan stunting.
Dengan dukungan dari masyarakat dan program-program yang berfokus pada peningkatan kesehatan ibu dan anak, diharapkan angka stunting dapat menurun di masa mendatang.
Dharma Pongrekun, melalui gagasannya yang inovatif ini, menunjukkan kepeduliannya terhadap isu kesehatan masyarakat, terutama kesehatan ibu dan anak.
Dengan kombinasi edukasi yang tepat dan dukungan dari semua pihak, langkah-langkah ini bisa membawa dampak positif bagi generasi mendatang.
Menyediakan makanan bergizi dan waktu yang cukup bagi ibu untuk merawat anak adalah kunci dalam upaya pencegahan stunting yang efektif.***
Artikel Terkait
Bali United dan Little Joy Berkolaborasi Melawan Stunting di Gianyar dengan Membagikan Ribuan Produk Sehat untuk Balita
Puluhan Balita di Majene Diduga Keracunan Bubur Pencegah Stunting, BPOM dan Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan
10 Manfaat Daun Katuk untuk Kesehatan, Salah Satunya Turunkan Tekanan Darah
Keluarga Baru Harus Tahu: Strategi Mencegah Stunting Agar Tumbuh Kembang Anak Optimal
Anggaran Pemerintah Dipertanyakan, Dana Stunting dan Revolusi Mental Digunakan untuk Perbaikan Pagar hingga Beli Motor Trail