Inilah Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Bocah 8 Tahun di Boltim, Serta Beberapa Saksi yang Terlibat Dalam Rekonstruksi

Pada adegan ke-24, pelaku membalikkan posisi badan korban dari tengkurap menjadi terlentang.

Pada adegan ke-24 hingga 27, tersangka mulai mengambil perhiasan dari tubuh korban.

Kemudian, pada adegan ke-28, tersangka membuang tubuh korban ke got atau parit, diikuti dengan adegan ke-29 di mana tersangka menggunakan daun kelapa untuk menutupi tubuh korban.

Pada adegan ke-30, tersangka meninggalkan tempat kejadian perkara sambil memegang pisau yang digunakan untuk membunuh korban. Adegan ke-31 menunjukkan tersangka membuang pisau di sekitar tempat kejadian.

Setelah itu, pada adegan ke-33 hingga 34, tersangka tiba di rumahnya dan segera melepas baju, meletakkannya di atas mesin cuci. Tersangka kemudian membersihkan emas yang diambil dari tubuh korban dan mencucinya dengan air.

Singkatnya, tersangka AM ini langsung menjual perhiasan tersebut. Ia menjual emas itu dengan harga Rp3.635.000 di toko emas, dan ia juga membeli 1 unit Hp dengan harga Rp1.100.000, lalu tersangka membeli susu, popok, coklat, dan minuman di salah satu minimarket.

Lalu, di malam hari ada seorang saksi bernama Junudin Muniharisi yang menemukan mayat terbungkus daun kelapa.

Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setiyo Budhi menjelaskan, jika rekonstruksi ini sangat penting untuk proses hukum. Agar dapat dijadikan barang bukti untuk dibawa ke persidangan di pengadilan.

Saksi yang Terlibat

Total ada 11 saksi yang terlibat dalam rekonstruksi tersebut. Diantaranya,

• Saksi Rasni Simbala (Ibu Korban).
• Saksi Raina Paputungan (Nenek Korban)
• Saksi Nima Potabuga (Pemilik warung)
• Saksi Nihra Potabuga (Tetangga pelaku)
• Saksi Kaliman Manuharisi (orang yang melihat tersangka dan korban menuju TKP).
• Saksi Fadli Laoh (Pengendara Bentor)
• Saksi Rusdi BM (Pemilik Toko emas)
• Saksi Besse Hariyanti (Pemilik toko handphone)
• Saksi Agastia Modeong (Kasir Minimarket)
• Supriyanto Adita Pormadi (Suami Tersangka)
• Saksi Junudin Muniharisi (Penemu Mayat Korban). ***